Reklamasi Pantai Ancol Bukan Hal Aneh bagi Nelayan, Mereka Cuma Bisa Pasrah

- 13 Juli 2020, 14:34 WIB
 DAENG Darwis menunjukkan lokasi reklamasi Ancol sebagai tempat pembuangan lumpur hasil kerukan sungai dan waduk di Jakarta, Sabtu 11 Juli 2020).*/ANTARA/Fauzi Lamboka via Pikiran-Rakyat.com
DAENG Darwis menunjukkan lokasi reklamasi Ancol sebagai tempat pembuangan lumpur hasil kerukan sungai dan waduk di Jakarta, Sabtu 11 Juli 2020).*/ANTARA/Fauzi Lamboka via Pikiran-Rakyat.com /

Waktu itu, Daeng dan sejumlah nelayan lainnya bekerja dengan menyewakan kapal yang mengangkut para pekerja yang memindahkan pasir pantai dari tongkang ke kapal kecil, menuju pantai Ancol.

Tapi seiring waktu, pantai Ancol terus menghilang dan dilakukan penimbunan hingga saat ini.

Baca Juga: Beredar Kabar Pantai Pangandaran Akan Ditutup, Jeje: Itu Hoax!

Dimana setiap harinya truk-truk yang mengangkut lumpur sungai dibuang ke lokasi reklamasi di pesisir pantai Ancol.

Nelayan lainnya, Reza mengungkapkan hal yang senada dengan Daeng. Dia yang beprofesi sebagai nelayan pukat kambang turut menjadi saksi perkembangan reklamasi di pesisir pantai Ancol.

Akibat reklamasi itu, puluhan nelayan merasakan dampak karena semakin susahnya akses mereka untuk mendapatkan tempat berlabuh kapal.

Baca Juga: Stadion Marora, Sering Menjadi Kuburan bagi Persib Bandung

"Sebagian besar nelayan paham dampak reklamasi, tetapi tidak tahu menyampaikan harapan dan masukan kepada siapa," kata Reza dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

Para nelayan akhirnya cuma bisa pasrah dengan apa yang dihadapinya.

Artikel ini sebelumnya sudah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Dulu Semua Laut dan Belum Seperti Sekarang, Nelayan Bocorkan Waktu Pertama Kali Reklamasi Ancol".

Halaman:

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Permenpan RB Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x