"Kebutuhan kuota guna belajar para siswa menjadi perhatian bagi kita sebagai orangtua. Tapi lama-lama terasa juga kebutuhan kuota tersebut," ujar Ibu Iis.
Ia berharap untuk mengantisipasi anak-anak sekolah yang tak memiliki kuota maupun handphone, minimal ada guru atau pihak sekolah yang berkeliling menemui para siswa ke rumahnya masing-masing.
Baca Juga: Respon Kondisi Pandemi Covid-19, 1.241 Mahasiswa Unpad Terima Penyesuaian UKT
Tapi tetap saat menemui para siswa ke rumahnya masing-masing, menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Saefullah yang anaknya duduk di bangku kelas III SD menilai dengan cara guru turun ke lapangan, ada interaksi belajar antara guru dengan siswa.
Pertemuan di antara guru dan siswa ini untuk menghilangkan kejenuhan saat siswa belajar di rumah, selain untuk mengantisipasi anak-anak yang tidak punya kuota maupun handphone.
Harus diantisipasi juga, rumah siswa yang mengalami kendala atau gangguan sinyal telekomunikasi saat belajar melalui daring," paparnya.
Baca Juga: Terpapar Covid-19 saat Berjualan di Jakarta, Warga Paseh Sumedang Akhirnya Meninggal
Ahmad juga mengatakan untuk mengantisipasi anak yang tidak memiliki kuota, minimal ada subsidi atau bantuan dari pemerintah. Mengingat tidak semua siswa berasal dari keluarga mampu.
"Keluarga mampu lebih baik membantu siswa dari keluarga yang tidak mampu. Minimal bisa membantu kuota untuk membantu kelangsungan mereka belajar," Saefulah menambahkan.