Orangtua Berharap Guru Sewaktu-waktu Bisa Berkunjung ke Rumah Siswa

- 29 Juli 2020, 03:25 WIB
BELUM dilaksanakan belajar sistem tatap muka di kelas, membuat siswa masih belajar di rumah bersama orangtuanya.*/ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA
BELUM dilaksanakan belajar sistem tatap muka di kelas, membuat siswa masih belajar di rumah bersama orangtuanya.*/ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA /

ZONA PRIANGAN - Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung beberapa bulan terakhir ini, berdampak pada kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah.

Selama ini para siswa harus belajar daring atau belajar jarak jauh dengan alat bantu jaringan telekomunikasi (handphone).

Pada masa tahun ajaran lalu hingga tahun ajaran baru 2020-2021 ini, kegiatan belajar mengajar masih dilaksanakan secara daring.

Baca Juga: Raih Penghargaan Adiwiyata Provinisi, SDN Gadaraha Berkomitmen Jadi Sekolah Peduli Lingkungan

Artinya, para siswa masih belajar di rumah, di antaranya menggunakan aplikasi zoom maupun penugasan yang diinformasikan pihak guru atau sekolah melalui pesan WhatsApp.

"Karena kondisinya masih pandemi Covid-19 dan belum dipastikan sampai kapan, anak-anak sekolah, termasuk anak saya sendiri yang sedang duduk di bangku SMP dan SMK, terpaksa belajarnya di rumah melalui sistem daring atau belajar jarak jauh," kata Ahmad, salah seorang orangtua siswa di Majalaya, Kabupaten Bandung, Selasa 28 Juli 2020.

Karena kondisi pandemi Covid-19 yang dinilai belum berakhir, imbuh Ahmad, ia sebagai orangtua kedua siswa tersebut harus memikirkan kebutuhan kuota untuk jaringan handphone para siswa belajar.

Baca Juga: Zilva Aninda Zevanya Digadang-gadang Akan Bersinar di Persib

Orangtua murid lainnya Ibu Iis, menyebutkan, tidak punya kuota, anak pun tidak bisa belajar. Yang semula, dalam satu bulan itu anak hanya tiga kali beli kuota, sekarang harus beli kuota dua kali dalam seminggu.

"Kebutuhan kuota guna belajar para siswa menjadi perhatian bagi kita sebagai orangtua. Tapi lama-lama terasa juga kebutuhan kuota tersebut," ujar Ibu Iis.

Ia berharap untuk mengantisipasi anak-anak sekolah yang tak memiliki kuota maupun handphone, minimal ada guru atau pihak sekolah yang berkeliling menemui para siswa ke rumahnya masing-masing.

Baca Juga: Respon Kondisi Pandemi Covid-19, 1.241 Mahasiswa Unpad Terima Penyesuaian UKT

Tapi tetap saat menemui para siswa ke rumahnya masing-masing, menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.


Saefullah yang anaknya duduk di bangku kelas III SD menilai dengan cara guru turun ke lapangan, ada interaksi belajar antara guru dengan siswa.

Pertemuan di antara guru dan siswa ini untuk menghilangkan kejenuhan saat siswa belajar di rumah, selain untuk mengantisipasi anak-anak yang tidak punya kuota maupun handphone.

Harus diantisipasi juga, rumah siswa yang mengalami kendala atau gangguan sinyal telekomunikasi saat belajar melalui daring," paparnya.

Baca Juga: Terpapar Covid-19 saat Berjualan di Jakarta, Warga Paseh Sumedang Akhirnya Meninggal

Ahmad juga mengatakan untuk mengantisipasi anak yang tidak memiliki kuota, minimal ada subsidi atau bantuan dari pemerintah. Mengingat tidak semua siswa berasal dari keluarga mampu.

"Keluarga mampu lebih baik membantu siswa dari keluarga yang tidak mampu. Minimal bisa membantu kuota untuk membantu kelangsungan mereka belajar," Saefulah menambahkan.

Sementara Ibu Iis berharap kepada perusahaan telekomunikasi turut memberikan bantuan sosial, khususnya dalam program corporate social responsibility (CSR) untuk para siswa dari keluarga miskin yang membutuhkan bantuan kuota.

Baca Juga: Organisasi Parfi Terbelah Tiga, Kubu Soultan Saladin Siapkan Kongres

"Dengan adanya bantuan kuota itu diharapkan bisa digunakan para siswa untuk belajar melalui proses daring," ucapnya.

Tak hanya itu, Ahmad, Saefullah dan Ibu Iis mendesak perusahaan BUMN maupun perusahaan besar agar ada program skala prioritas untuk menyisir anak-anak dari keluarga miskin yang tidak memiliki kuota maupun handphone untuk belajar.

"Supaya kegiatan belajar mereka tidak terhambat. Harapan lainnya, para siswa tetap bisa belajar walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19," ujar Ahmad.

Baca Juga: Gegara Ada Dua Lubang, Permasalahan Dibawa ke Ranah Hukum

Ia juga berharap untuk mendukung serta membantu para siswa belajar saat berada di rumah, ada jaringan atau aplikasi gratis yang bisa diakses oleh para siswa, baik siswa SD, SMP, SMA, SMK, maupun sekolah lainnya.

"Ini dalam upaya membantu para siswa belajar di saat pandemi Covid-19," timpal Ibu Iis.

Sementara Ayi, salah seorang guru SD di Kecamatan Ibun mengaku, kerap memantau dan turun ke lapangan untuk menemui para siswanya saat belajar di rumah.

Baca Juga: Jabatan Direktur Tak Menghalangi Hobi Naik Motor, Iwan: Risikonya Paling Kehujanan

"Dalam sehari itu ada beberapa rumah siswa yang kita datangi. Hal itu un

Ayi juga selalu mengingatkan kepada para siswa untuk mengutamakan belajar, meski berada di rumah saat masih pandemi Covid-19. Selain itu membantu para orang tuanya saat berada di rumah.

"Jangan sampai anak lebih banyak main game, ketimbang belajar. Belajar tetap harus diutamakan, walaupun para siswa belum belajar tatap muka di sekolah," ungkapnya.***

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x