Selama Pandemi Covid-19, Warga Kadipaten Ini Selalu Ditunggu Ibu-ibu

13 Januari 2021, 10:11 WIB
Dowi (50) warga RT 06 RW 01, Desa Pagandon, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka tengah menyelesaikan pembuatan pot bunga berbahan semen di rumahnya.* /zonapriangan.com /Rachmat Iskandar ZP


ZONA PRIANGAN - Demam merawat tanaman hias selama pandemi Covid-19 berdampak pada usaha produksi pot bunga.

Dowi, warga RT 06 RW 01 Desa Pagandon, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka turut merasakan meningkatnya pesanan pot bunga.

Dowi yang menjadi perajin pot bunga sejak 2001 ini kini kewalahan memenuhi permintaan pot bunga dari ibu-ibu.

Baca Juga: Terungkap, Jepang Jajah Indonesia Bukan Karena Rempah-rempah atau Emas tapi Incar Pohon Ini

Menurut Dowi, sejak pertengahan tahun 2020, pesanan pot bunga meningkat tajam.

Pemesan kebanyak warga sekitar yang tinggal di Kecamatan Kasokandel hingga warga Tolengas, Kab. Sumedang.

Setiap orang ada yang memesan tiga hingga 10 pot, bahkan baada beberapa di antaranya yang memesan barang untuk dijual kembali.

Baca Juga: Pohon Ini Mengeluarkan Bau Busuk, Tak Disangka Bisa Jadi Sumber Pangan Alternatif

“Banyak pesanan yang belum bisa dipenuhi karena kemampuan memproduksi serta modal yang kurang.” ungkap Dowi.

Modal yang dia butuhkan tak begitu besar hanya sebesar Rp 2.000.000 saja.

Dengan modal sebanyak itu Dowi mengaku akan mampu memproduksi lebih banyak dibanding produksi saat ini.

Baca Juga: Kalahkan Amerika Serikat, Kini Cina Jadi Negara Terkuat di Dunia

Saat ini setiap harinya Dowi hanya mampu memproduksi sebanyak 8 buah pot saja, sementara pemesan masih sangat banyak.

Untuk mebuat satu pot bunga dibutuhkan modal sekitar Rp 10.000. Setelah jadi pot dijual seharga Rp 25.000 .

“Modal Rp 10.000 itu untuk ram kawat, semen, dan cat serta pasir,” ungkap Dowi yang membuat pot di depan rumahnya.

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh Tangan Sering Kesemutan, Itu Sebagai Salah Satu Tanda Penyakit Berbahaya

Jika ada modal, tutur dia, pesanan akan lebih cepat dilayani, karena hingga menunggu kering hanya butuh waktu sehari.

Saat ini dia mengaku tidak bisa meminjam modal ke bank karena masih memiliki cicilan bank hingga beberapa bulan ke depan.

Yuli seorang pembeli asal tetangga blok, mengaku sudah seminggu memesan barang namun belum juga selesai.

Baca Juga: Pusing Tidak Punya Kerja, Cobain Profesi Ini Dijamin Kebanjiran Order di Tahun 2021

Sementara ia ingin segera menanam bunga untuk menambah koleksi bunga di rumahnya.

“Saya sudah beli tiga kemarin ini, sekarang pesan lagi tapi belum selesai,” ungkapnya.

Dia mengaku memilih pot berbahan semen buatan Dowi karena bentuknya yang melingkar serta bagian luarnya dibuat seperti kulit pohon pinus.

Baca Juga: Tiga Relawan Meninggal setelah Menerima Vaksin Covid-19, Dokter: Korban Tewas Tersambar Petir

Bentuk itu dianggap lebih bagus dipandang, walaupun bobotnya jauh lebih berat bila dibanding pot berbahan plastik.

“Selain lebih bagus dilihat, mudah-mudahan lebih awet,” kata Yuli.

Hal yang sama disampaikan Sodik pedagang keliling yang sudah beberapa kali membeli pot untuk dijual kembali.

Baca Juga: Hanya di Negara Ini Penduduknya Beragama Islam 100 Persen, Bukan Arab Saudi Loh!

Hanya kini dia belum bisa membeli lagi karena Dowi masih mengerjakan pesanan milik orang lain.

“Sekarang banyak ibu-ibu yang sedang gemar menanam bunga, jadi waktu saya bawa pot banyak yang pesan," ucap Sodik.

Sekarang ada empat orang yang pesan, ada yang pesan satu ada yang tiga,” tambah Sodik.***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler