BMKG: Potensi Hujan Lebat Disertai Kilat, Petir serta Angin Kencang Dalam Periode 13 - 20 September 2021

15 September 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi Prakiraan cuaca. /Pixabay/FelixMittermeier

ZONA PRIANGAN - Musim penghujan di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan berdasarkan prakiraan cuaca terjadi lebih awal atau maju, pada pertengahan September ini mulai memasuki musim pancaroba.

Intensitas hujan di wilayah-wilayah ini mulai tinggi, dan pada Rabu 15 September 2021 masih berpotensi terjadinya hujan ringan.

Menurut keterangan Forescater BMKG Jatiwangi dan Kertajati Ahmad Faiz Zyin, Selasa 14 September 2021, ada sebanyak 14,6 persen wilayah Indonesia akan mengawali musim hujan maju di bulan September 2021 ini, meliputi Sumatra bagian tengah dan sebagian Kalimantan.

Baca Juga: PAD Kabupaten Majalengka Tidak Memenuhi Target

Kemudian 39,1 persen wilayah pada Oktober 2021, meliputi Sumatra bagian selatan, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Bali. Sementara itu, sebanyak 28,7 persen wilayah lainnya pada November 2021, meliputi sebagian Lampung, Jawa, Bali - Nusa Tenggara, dan Sulawesi.

“Untuk Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) sekarang ini mulai memasuki musim pancaroba makanya intensitas hujan mulai sering,” kata A Faiz Zyin.

Disampaikan A Faiz Zyin, jika dibandingkan terhadap rerata klimatologis Awal Musim Hujan pada periode 1981-2010, maka awal musim hujan 2021/2022 di Indonesia diprakirakan maju pada 157 ZOM (45,9 persen), sama dengan rerata klimatologisnya pada 132 ZOM (38,6 persen), dan mundur pada 53 ZOM (15,5 persen).

Baca Juga: Kapan Corona Berakhir? Apa yang Diprediksi Oleh Para Ahli Pada 6 Bulan Ke Depan

Sifat hujan selama musim hujan 2021/2022 diprakirakan normal atau sama dengan rerata klimatologisnya pada 244 ZOM (71,4 persen), sejumlah 88 ZOM (25,7 persen) akan mengalami kondisi musim hujan diatas normal atau lebih basah dari biasanya dan 10 ZOM (2,9 persen) akan mengalami musim hujan bawah normal.

“BMKG memprakirakan potensi hujan lebat disertai kilat, petir serta angin kencang dalam periode 13 - 20 September 2021 terdapat di sejumlah wilayah provinsi termAsuk Jawa Barat,” ungkapnya.

Sementara itu berdasarkan Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (IBF-Impact Based Forecast) BMKG, potensi dampak bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang dan atau tanah longsor dari cuaca ekstrem hingga 3 (tiga) hari ke depan yakni tanggal 15 September 2021 untuk level siaga berada di wilayah Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur

Prediksi Awan Cumulonimbus (CB)

Awan Cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75% (OCNL / Occasional) selama 7 hari kedepan diprediksi terjadi di: Sebagian Aceh, Sebagian Sumatra Utara, Sebagian Laut Natuna, Perairan Barat Sumatra Barat sampai Bengkulu, Sebagian Sumatra Barat, Sebagian Bengkulu, Pesisir Barat Lampung, Sumatra Selatan, Sebagian Lampung, Sebagian Kepulauan Bangka Belitung, Laut Jawa, Samudra Hindia Selatan Jawa bagian Barat, Sebagian Banten, Sebagian Jawa Barat, Sebagian Jawa Tengah, Sebagian Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sebagian Kalimantan Timur, Selat Makassar, Sulawesi Barat, Sebagian Sulawesi Tengah, Sebagian Gorontalo, Sebagian Sulawesi Utara, Sebagian Laut Maluku, Maluku Utara, Sebagian Maluku, Laut Halmahera, Sebagian Laut Banda, Papua Barat, Papua dan Samudra Pasific Utara Papua.

BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode sepekan ke depan karena akan terjadi hujan secara sporadis, lebat, dan durasi singkat, disertai petir dan angin kencang, bahkan hujan es, yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Tags

Terkini

Terpopuler