Refly Harun: Tujuh Partai Politik Bersatu dalam Perahu Istana, Surya Paloh Pilih Anies Baswedan atau Ganjar?

18 Juni 2022, 18:11 WIB
Refly Harun mengamati Surya Paloh mau memainkan politik kanan atau politik kiri. politik kanan itu ke kubu oposisi, sedangkan politik Kiri Ke kubu istana. /Tangkapan layar Youtube.com/Refly Harun

ZONA PRIANGAN –  Beberapa hari yang lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) sebagai menteri perdagangan, menggantikan Muhammad Lutfi.

Jokowi juga mengangkat mantan Panglima TNI Marsekal (Purn), Hadi Tjahjanto, yang dilantik menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional (ATR/BPN). Ia menggantikan sosok Sofyan Djalil yang sudah menjabat sejak 2016 lalu.

Nama Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan alias Zulhas yang menduduki posisi sebagai Menteri Perdagangan menjadi perbincangan di kalangan pengamat.

Baca Juga: Reshuffle Kabinet yang Tak Menyentuh Kepentingan Rakyat Banyak Itu Sesungguhnya untuk Siapa?

Dalam channel youtube pribadinya yang diunggah 17 Juni 2022 ahli dan pakar hukum tata negara, Refly Harun menanggapi bergabungnya secara resmi PAN dengan diangkatnya Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) sebagai Menteri perdagangan.

Kata Refly Harun Menteri Perdagangan itu menteri Bola panas sesungguhnya, mudah-mudahan Zulhas bisa menggenggam bola panas tersebut. Karena menteri perdagangan adalah portofolio yang paling gampang bisa terlibat KKN-nya, kolusi korupsi dan nepotisme. Karena perdagangan berkaitan dengan kuota impor dan lain sebagainya.

Menurut Refly, yang menarik lainnya lagi adalah membaca peta koalisi pasca pelantikan tersebut. Karena sekarang secara resmi istana sudah menggenggam 7 ketua umum partai politik. Refly Harun menjelaskan artinya tujuh partai politik itu bersatu dalam perahu istana.

Baca Juga: Cimaung Tiba-tiba Menjadi Trending Topics di Twitter Hari Ini

“Jumlah mereka 81,9 persen jika saya tidak salah. Tetapi yang jelas partai oposisi yang tersisa itu tidak mencapai 20%. Artinya bahwa pergelaran Pilpres 2024 sangat bergantung pada Presiden Jokowi?. Karena Presiden Jokowi lah yang bisa menentukan siapa-siapa yang kemudian akan menjadi calon presiden, apakah akan dengan satu calon saja ataukah dengan dua calon atau membebaskan partai-partai istana itu untuk “berkelahi”,jelasnya.

Analisa Refly Harun, kalau kita baca misalnya dari psikologi gambar atau foto yang muncul terlihat betul ya bahwa di kiri-kanan dan lain sebagainya itu menggambarkan kemungkinan peta koalisi.

“kalau kita baca dari kiri gambar itu saudara sekalian kalau kita baca dari kiri yaitu Prabowo Subianto Muhaimin bisa dalam satu Blok. Sedangkan Megawati kalau dengan Jokowi kompak atau Megawati saja atau PDIP itu satu Blok. Jadi Sudah ada dua blok,”katanya.

Kemudian Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan dan Suharso Monoarfa di blok ketiga. Tinggal Surya Paloh mau memainkan politik kanan atau politik kiri. politik kanan itu ke kubu oposisi, sedangkan politik Kiri Ke kubu istana kira-kira begitu,”tambah Refly Harun.

Baca Juga: Berdasarkan Identifikasi DNA, Polisi Swiss Pastikan Jasad yang Ditemukan di Bendungan Engehalde Adalah Eril

Jadi kalau dia menoleh kekanan maka yang digandeng adalah Demokrat dan PKS dengan calon presidennya Anies Baswedan. kalau dia menoleh ke kiri ke Jokowi maka calon presidennya adalah Ganjar pranowo dengan sokongan baik PDIP maupun bukan PDIP.

Selain itu Presiden Jokowi mencairkan suasana dengan makan siang juga diantara Ketua Umum partai politik dan sekali lagi posisi duduk menentukan dimana sesungguhnya posisi mereka dan selalu kanan-kirinya Surya Paloh dan Megawati.

“Untungnya Prabowo Subianto didudukkan berhadapan langsung dengan Presiden Jokowi tapi itu secara simbol menunjukkan bahwa orang kiri-kanan Presiden Jokowi yang dihormati secara protokoler adalah Surya Paloh dan Megawati. Jadi Marwah Prabowo sebagai calon presiden yang sebelumnya dua kali head-to-head sudah hilang,”ujar Refly Harun.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: YouTube Refly Harun

Tags

Terkini

Terpopuler