ZONA PRIANGAN - Korem 063 Sunan Gunung Jati berencana, membangun jembatan gantung yang menghubungkan antara Babakan Anyar, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka dengan Desa Kebon Cau, Kecamatan Ujung Jaya, Sumedang.
Menurut keterangan Danrem 063/SGJ Kolonel Inf Elkines Villando Dewangga disertai Dandim 0617 Majalengka Let Kol Inf Andik Siswanto saat meninjau rencana pembuatan jembatan gantung diatas sungai Cilutung, di Desa Babakan Anyar, Jumat 5 Februari 2021.
Jembatan dibuat guna memudahkan akses antara Kabupaten Majalengka dan Sumedang, terutama kedua desa Babakan anyar dan Kebon Cau yang selama ini harus memutar jalan, padahal kedua warga desa punya kepentingan terkait lahan pertanian yang ada di dua wilayah tersebut.
Baca Juga: Simak Jadwal Ganjil Genap di Kota Bogor yang Berlaku Mulai Besok
Rencana pembangunan jembatan gantung yang menghubungkan dua daerah Kabupaten Majalengka dan Sumedang akan dibangun secepatnya.
Danrem berharap dengan akan dibangunnya jembatan yang akan menghubungkan ke dua wilayah bisa meningkatkan perekonomian antar wilayah tersebut.
Dengan memangkas jarak tempuh yang lebih pendek sehingga biaya yang harus di keluarkan untuk pendistribusian dapat ditekan.
Baca Juga: Ratu Elisabeth Sedang Cari Admin Medsos dengan Gaji Rp519 Miliar, Ada yang Mau?
Selama ini akses jalan dari Babakan Anyar ke Kebon Cau harus menempuh jalan melalui Kertajati atau Tomo yang jarak tempuhnya lebih dari 15 km terlebih ke Kertajati bisa mencapai waktu tempuh lebih sari satu jam.
Dengan adanya jembatan gantung waktu tempuh bisa hanya beberapa menit saja, karena panjang jembatan sekitar 60 meteran.
"Babinsa, Danramil, dan Dandim segera laksanakan kordinasi dengan pihak-pihak terkait demi lancarnya rencana tersebut, bantu kesulitan rakyat untuk bangkit dari pandemi, jangan bosan terus sosialisasikan protokol kesehatan kepada masyarakat" ungkap Danrem 063/SGJ.
Baca Juga: Ini Cara Alami untuk Mengencangkan Kulit yang Kendor Setelah Kehamilan
Sementara itu sejumlah warga Desa Babakananyar, ketika akan ke Kebon Cau disaat musim kemau biasa menyeberangi Sungai Cimanuk.
Hanya disaat musim rendeng dan air meluap warga terpaksa harus memutar jalan.***