ZONA PRIANGAN - Pengrajin gamelan Arsita Artowijoyo di Blok Iser, Desa Leuwimunding, Kabupaten Majalengka mengeluh hampir setahun usahanya lesu, tidak ada seorangpun atau grup seni manapun yang membeli gamelan buatannya.
Pupuhaan gong besar dan kecil berderet di depan rumahnya, demikian juga dengan bahan baku gong, bonang dan saron yaitu drum, menumpuk di depan rumah menjadi pembatas pekarangan dengan pekarangan orang lain.
Sebagian gong di pasang di depan rumahnya dan dinding tembok pagar serta gerbang, sekaligus untuk meberi tanda bahwa rumah tersebut adalah milik seorang pengrajin gamelan.
Baca Juga: 'Ikatan Cinta', Senin 15 Maret 2021: Andin Menyelidik, Elsa Panik dan Merencanakan Kejahatan Baru
Beberapa gamelan lain seperti bonang, telah tersusun rapi teras rumahnya lengkap dengan tongkat pendek untuk menabuh. Pengunjung yang datang bisa langsung mencobanya atau mencoba gong yang telah dipasang.
“Sepii sekarang, hampir setahun tidak ada yang membeli gamelan satupun. Jangankan satu set satu buah gong saja tidak ada,” kata Arsita.
Padahal menurutnya, biasanya dalam setahun bisa laku dua atau tiga set gamelan, atau setidaknya ada yang memperbaiki gamelan baik kendang, gong atau jenis lainnya.
Beberapa bulan menjelang bulan Ramadhan pun biasanya ada yang memperbaiki gamelan bahkan membeli untuk bekal pagelaran obrog-obrog saat menjelang sahur di bulan puasa, ada juga yang tukar tambah dengan barang baru.