ZONA PRIANGAN - Harga beragam jenis barang rongsokan kini kembali normal setelah pandemi hampir dua tahunan lesu dan yaris tidak laku dijual. Bahkan utuk sejumlah jenis barang kini harganya melonjak tajam dan baru kali ini mengalami harga tertinggi sejak 16 tahun terakhir.
Lonjakan harga tersebut menurut sejumlah bandar rongsokan diduga akibat semua industri sudah berjalan kembali serta terhentinya bahan baku impor untuk sejumlah produk barang industri, sehingga baku industri banyak mengandalkan daur ulang barang bekas. Kondisi ini telah berlangsung kurang lebih dua bulan terakhir.
Menurut keterangan salah seorang bandar rongsok di Kecamatan Cigasong, Pete, harga barang rongsok yang mengalami kenaikan cukup signifikan dan belum pernah terjadi sebelumnya adalah harga besi bekas yang kini mencapai Rp 5.300 per kg dari tingkat pemulung.
Biasanya harga besi bekas paling tinggi hanya sebesar Rp 3.000 per kg atau Rp 2.800 per kg. Malah ketika puncak pandemi harga dibawah itu dan nyaris tidak laku dijual karena semua bandar besar menolak menerima barang.
“Pernah mengalami harga mahal di Tahun 2005 mencapai Rp 6.200 per kg, namun hanya sebentar setelah itu harga kembali melorot, dikisaran Rp 1500 per kg hingga Rp 2.800 paling tinggi,” ungkap Pete.
Selain besi yang kini harganya melonjak adalah kardus bekas, harganya mencapai Rp 3.200 per kg, awalnya harga pembelian dari pemulung hanya mencapai Rp 2.000 saja per kg serta kertas seharga Rp 3.300 per kg.
Baca Juga: Malala Yousafzai Menyerukan Pakistan Harus Memastikan Hak Perempuan Dilindungi di Afghanistan
Demikian juga dengan ember (barang plastik bekas) ketika puncak pandemi semua jenis barang plastik bekas yang belum dipilah harganya hanya Rp 2.000 per kg, sekarang untuk bekas air mineral gelas harganya telah mencapai Rp 3.500 per kg.