Ratusan Mantan TKI Asal Majalengka Ikuti Lomba Memasak

- 1 November 2021, 21:11 WIB
Sejumlah ibu-ibu  mantan pekerja migran di sejumlah negera asal Blok Kaputren, Desa Jatitujuh, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka tengah mengikuti lomba menu makanan khas negara tempatnya bekerja di desa setempat.
Sejumlah ibu-ibu mantan pekerja migran di sejumlah negera asal Blok Kaputren, Desa Jatitujuh, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka tengah mengikuti lomba menu makanan khas negara tempatnya bekerja di desa setempat. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Ratusan ibu-ibu rumah tangga yang pernah bekerja sebagai asisten rumah tangga di sejumlah negara asal Blok Kaputren, Desa Jatitujuh, Kecamatan Jatitujuh ikuti lomba menu masakan khas negara yang pernah menjadi tenpatnya bekerja, yang digelar komunitas anak muda desa setempat, Sabtu, 30 Oktober 2021.

Dari jumlah peserta sebanyak itu panitia kembali menjaring hanya 30 peserta yang masuk nominasi. Mereka ini kedepan diharapkan bisa mengkuti pelatihan khusus serta bisa mengembangkan kemampuannya untuk membuka usaha kuliner.

Ibu-ibu muda dan setengah baya nampak enerjik. Sebagian diantaraya memiliki pengalaman bekerja selama belasan tahun di sejumlah negara seperti Aran Saudi, Malaysia, Singapura serta Taiwan karena mereka bekerja sejak usia 20 tahunan.

Baca Juga: Refly Harun: Posisi Golkar Diuntungkan, Mau Pilih Ganjar Pranowo, Anies Baswedan atau Prabowo Subianto

Mereka menunjukan kepiawaiannya menyajikan menu makanan khas tempatnya bekerja dan meriasnya ala makanan restoran walaupun tempat penyajiannya sebagian sangat sederhana. Ada yang di baki plastik, nyiru plastik karena menambah menu minuman khas ada juga lengkap dengan teplon tempat memasak. Ada pula yang menambah teko khas Arab Saudi dengan cangkir keemasannya.

Kesemuanya tampil cantik, mereka selain merias menu makanan yang dibuatnya, juga merias wajahnya dan pakaian nan rapi, tak ketinggalan clemek masih dikenakan khas chef saat memasak di dapur, dilengkapi kalung nomor urut lomba mereka. Diantara mereka ramai saling bertukar pengalaman memasak disertai senda gurau, berceritera apa yang mereka masak dan mereka sajikan.

Tempat lomba di ruang terbuka pinggir kebun, tempat menyiapkan makananpun di bangku sangat sederhana namun kegiatannya penuh makna. Silaturahmi, diupayakan bisa mengembangkan kemampuan dan membuka peluang usaha, panitia juga akan mengadakan pelatihan lanjutan bagi para peserta.

Baca Juga: Refly Harun: Bahagia Anies Baswedan Dirangkul Golkar, Jika Jadi Calon Presiden Bisa Melawan Kubu Istana

Lomba menu makanan khas negara tepat peserta bekerja ini tidak ditarget waktu, karena mereka memasak di rumah masing-masing setelah jadi baru dibawa dan disajikan di tempat lomba. Diantara mereka ada yang membuat suei ciau, chau doufu, mie sua tiram asal Taiwan dengana alasan membuatnya mudah dan tidaka sing bagi lidah masyarakat di desanya.

“Mie sua tiram ini mudah, karena bahanya bihun atau soun dimasak dengan kuah dari saus tiram, jamur rebus dan daging serta tauge. Masakan ini keluargapun menyukainya dan mudah dibuat. Bumbunya juga mudah,” ungkap Titin lulusan Taiwan. Dia mampu memasak aneka makanan khas Taiwan lainnya seperti chou doufu.

Ada pula yang menyajikan menu suei ciau, aneka sayuran seperti jagung, bawang daun, wortel, kol yang dibungkus dengan kilt lumpia lengkap dengan saus asinnya.

Baca Juga: Rocky Gerung: Kasus Covid 19 Menurun, Tapi Stok PCR Itu Disiapkan Sampai 2024 dan Keuntungan di Depan Mata

Untuk lulusan kerja di Arab Saudi hampir rata-rata memasak menu nasi biryani. Nasi biryani sangat populer di Arab Saudi yang dimasak dengan aneka rempah ditambah sayuran dan daging kambing, warnanya kekuningan.

Sedangkan lulusan kerja di  Malaysia beberapa diantaranya memasak  curry mie dan asam laksa penang isinya soun, tauge dan daging ayam.

Ketua Panitia Lomba Amin Halimi mengungkapkan, dikampungnya hampir sebagian besar wanita pernah bekerja di luar negeri bahkan sebagian masih bekerja di sejumlah negara. Negara tempat bekerja kebanyakan adalah Arab Saudi, Taiwan dan Malaysia.  Negitu menikah atau dewasa  para wanita nekat bekerja ke luar negeri untuk memperoleh gaji yang besar.

Baca Juga: Ajaib, Mobil Listrik Ini Bisa Mengecil untuk Melintasi Jalan Sempit dan Tempat Parkir

Mereka ada yang bekerja hingga belasan tahun dengan bergani negara. Yang semula di Arab Saudi kemudian pindah ke Taiwan yang gajinya lebih besar. Ada pula yang hanya bekerja di Malaysia atau Arab karena merasa sudah fasih dengan kebiasaan majikannya. Majikanpun terkadang tidak berganti karena kesepakatan mereka saat bekerja.

“Lomba ini kami selenggarakan agar sepulang dari bekerja di Luar Negeri mereka bisa mengembangkan usaha dan tetap memiliki penghasilan, yang masih muda tidak perlu kembali ke luar negeri karena memiliki keterampilan memasak. Bisa buka usaha luliner atau yang lainnya.” ungkap Amin Halimi.

Hanya dia berharap ada bimbingan dan bantuan pasilitas bagi para ibu lulusan pekerja migran tersebut dari pemerintah. bentuknya bisa bimbingan usaha atau modal usaha. Amin meyakini usaha kuliner menu luar negeri yang dimiliki para ibu bisa berkembang dna diminati konsumen.

Baca Juga: 40 Persen Layanan Pompa Bensin Kacau, Dugaan Akibat Serangan Siber

Sementara itu keluar sebagai juara lomba menu adalah Uun dia bekas pekerja migran Arab Saudi yang memiliki pengalaman bekerja selama 12 tahun. Dia membuat menu nasi biryani nan lezat lengkap dengan daging sapi dan wangi rempah serta beras yang panjang-panjang. Juara kedua diperoleh Siti Maesaroh yang pernah bekerja beberapa tahun di Taiwan, masakan yang dihidangkannya adalah suei ciau. Masakan tersebut menurutnya mudah dan bahannya banyak di pasar Jatitujuh, itu juga disukai anak-anaknya.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x