Refly Harun: Skenario Tahun 2024, Megawati akan Dipaksa untuk Mencalonkan Ganjar Pranowo

- 28 Desember 2021, 20:49 WIB
Ahli dan pakar hukum  tata negara Refly Harun menganalisa skenario pilpres 2024 untuk Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil.
Ahli dan pakar hukum tata negara Refly Harun menganalisa skenario pilpres 2024 untuk Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil. /Tangkapan layar Youtube.com/ Refly Harun

ZONA PRIANGAN - Dalam channel Youtube pribadinya yang diunggah Selasa 28 Desember 2021, ahli dan pakar hukum tata negara Refly Harun menganalisa skenario 3 pemimpin daerah seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil untuk Pilpres 2024 mendatang.

Refly harun mengungkapkan memang secara faktual yang namanya tiga orang ini yang sering disebut-sebut sebagai calon potensial itu akan pensiun sebagai kepala daerah, dan  inilah kepala daerah yang dianggap paling moncer dan berpeluang untuk menjadi calon presiden.

Kata Refly, sesuai urutan kelahirannya, yang paling senior adalah Ganjar Pranowo kelahiran tahun 1968, kemudian diikuti Anies Baswedan kelahiran tahun 1969, dan Ridwan Kamil kelahiran tahun 1971.

Baca Juga: Refly Harun: Mahfud MD Tidak Bisa Membuktikan Kekerasan yang Membuat FPI Harus Dibubarkan

"Jadi memang yang paling mapan dalam Survei adalah Anies dan Ganjar tergantung surveinya. Tapi terlihat sekarang pendukung Presiden Jokowi juga buzzer-buzzer istana sepertinya condong ke arah Ganjar Pranowo,"tambahnya.

Menurut Refly Harun, PDIP tetap ingin menaikkan elektabilitas Puan Maharani, jadi Ganjar berusaha disetop elektabilitasnya, Puan didongkrak, namun sebaliknya malah Ganjar yang makin naik dan Puan Maharani makin yang turun elektabilitasnya.

"Kita tidak tahu bagaimana nanti 2024 dan karena sistem kita tidak demokratis. Nasib Ganjar Pranowo hanya tergantung dari satu orang saja kalau di PDIP yaitu dari Megawati Soekarnoputri,"kata Refly.

Baca Juga: Refly Harun: Muhammad Kace Kondisinya Kritis, Irjen Napoleon Bonaparte Berniat Mendonorkan Darahnya

"Karena kalau Megawati kemudian di fetakompli seperti 2014 agar mencalonkan selain dirinya karena pada waktu itu Jokowi dianggap punya elektabilitas tertinggi dan belakang hari itu karena juga pengaruh lembaga-lembaga survei barangkali "bermain", maka yang terjadi adalah Jokowi naik popularitasnya Megawati dibawah Jokowi dan bahkan di bawah Prabowo sehingga Megawati pun rela melepas peluang kandidasi setelah dua kali dikalahkan oleh SBY," demikian analisa Refly Harun.

"Karena pada tahun 2014 tentu Megawati sangat penasaran. Apakah dia bisa menjadi presiden lagi atau tidak setelah dikalahkan oleh SBY 2 kali. Tapi survei mengatakan dia kalah dengan Prabowo entah itu survei benar atau survei itu pesanan, tanpa bermaksud mendelegitimasi lembaga-lembaga survei tetapi tentu ya banyak survei yang benar tapi banyak juga survei yang barangkali pesanan,"ujarnya.

Menurut Refly Harun, skenario tahun 2024 polanya kurang lebih sama, Megawati akan dipaksa oleh kekuatan tertentu untuk mencalonkan Ganjar Pranowo, dengan alasan bahwa elektabilitas Ganjar paling tinggi dan paling moncer.

Baca Juga: Refly Harun: Pernyataan Mahfud MD Terkait FPI itu Tidak Ada yang Terbukti

Tambah Refly Harun dalam pemaparannya, hanya Ganjar Pranowo yang bisa mengalahkan Prabowo Subianto atau mengalahkan Anies Baswedan sebagai the common enemy. maka polanya kurang lebih nanti Anies Baswedan akan dianggap the common enemy dan hanya bisa dikalahkan oleh Ganjar Pranowo.

Refly menjelaskan maka skenario Prabowo-Puan bisa saja bubar menjelang pertengahan 2023 saat pendaftaran mungkin kita tidak tahu. Tapi kalau skenario Prabowo-Puan itu tetap berjalan mulus, maka Ganjar yang harus gigit jari dan harus mencari tumpangan baru.

"Pada titik ini jangan-jangan Presiden Jokowi pro presidential threshold nol persen, karena kalau dia tetap ingin menjagokan Ganjar pranowo yang diyakini sebagai calon dengan elektabilitas tertinggi walaupun didukung oleh partai yang sedikit misalnya maka jaminannya adalah kalau Presidential threshold  nol mudah-mudahan begitu sehingga yang lainnya bisa maju,"ujar Refly Harun.

Baca Juga: Fenomena Giring Ganesha, Refly Harun: Sepertinya PSI 'Memusuhi' Semua Partai Politik Tidak Terkecuali PDIP

Misal Ganjar hanya didukung PSI. Tentu PSI akan nurut dengan Presiden Jokowi misalnya Presiden Jokowi punya putra mahkota Ganjar pranowo, dan selama dia tidak terpakai di PDIP maka bisa saja yang dipasangkan dengan Erick Thohir. Misalnya Ganjar-Erick hari cuma didukung partai kecil seperti PSI.

Menurut pengamat politik ini, sementara Airlangga Hartarto maju melalui Golkar dan Anies Baswedan partai yang di luar istana saat ini berpasangan dengan AHY.

Prabowo pun tidak mau kalah dia juga pengen maju membuktikan bahwa mereka masih punya peluang baik berpasangan dengan Puan maupun tidak. tapi tadi skenario berpasangan dengan Puan ataupun maju sendiri.

Baca Juga: Anies Baswedan: Semakin Kasar Seseorang Menyampaikan Kritik, Sama Saja Mempermalukan Dirinya Sendiri

"Jika Presidential Threshold Nol persen ini akan sangat ramai. Tapi kalau Presidential Thresholdnya 20 persen sudah pasti akan ada upaya untuk mengkotak-atik kekuatan dan kemudian grading sehingga belum tentu tiga orang yang moncer ini bisa mencalonkan diri baik Ganjar, Anies maupun Ridwan Kamil bisa saja mereka hilang di tengah jalan, dan calon-calon yang akan disodorkan tidak jelas elektabilitasnya,"ujar Refly Harun.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x