Heboh! Seorang Wanita Tinggal di Gua Bawah Pemakaman Kabupaten Majalengka

- 7 November 2022, 09:13 WIB
Gua ini menjaditempat tinggal seorang wanita di Majalengka.
Gua ini menjaditempat tinggal seorang wanita di Majalengka. /Zonapriangan.com/Rachmat iskandar ZP

Naryana menyebutkan, gua tersebut mulai dibangun sekitar 7 tahun lalu, semula dia membangun gua sekedar iseng namun kemudian dia berpikir gua bisa dijadikan sebagai tempat beristirahat kala hujan deras disertai petir. Sehingga mulailan dia membobok tebing dengan cangkul dan linggis yang biasa digunakan untuk bertani.

Tekstur tanah tebing tersebut tidak begitu keras karena sebagian berasal dari batu cadas yang empuk. Entah berapa lama dia membuat gua tersebut dia juga tidak mengingatnya karena gua dibuat dikala senggang dari bertani kangkung serta genjer.

“Dibuatnya sih sekitar 6 tahun lalu kayaknya sekitar Tahun 2017. Tidak berniat untuk menjadi tontonan orang juga karena ini lebih untuk peristirahatan kalau hujan deras dan menghindari petir, kalau di gubuk petir masih bisa menyambar walaupun gubuk tersebut berdinding,” ungkap Naryana sambil menunjuk gubuk berdinding kalsibor dan bambu berukuran kurang lebih 3 m X 4 m. Didalamnya terdapat ranjang kayu, di bagian atap tambang plastik tempat menyimpan sajadah dan kain sarung serta mukena. Dekat ranjang atau warga setempat menyebut amben juga ada tali untuk mengikat kangkung dna genjer.

Baca Juga: Berakhir hingga 23 Desember 2022, Denda yang Telat Bayar Pajak Kendaraan Dibebaskan

Diapun tidak menyebutkan berapa banyak uang yang dihabiskan untuk membangun gua dan relif di pintu masuk serta patung yang dibuatnya. Dengan alasan patung dan pintu masuk gua juga dibuat bertahap kala memiliki uang lebih.

“Ini untuk istrirahat, kalau di dalam gua ketika hujan deras dan petir datang terasa lebih aman, tidak pernah terdengar orang tersampar petir di gua, karena lebih terlindungi, kalau di gubuk khawatir petir menyambar maklum daerah pedataran petirnya ganas,” kata Naryana yang rumahnya berjarak sekitar 1,5 km dari lokasi tersebut.

Di dalam gua tersebut tidak ada air menetes dari bagian atas walaupun di bawah tebing, tanah yang nampak basah justru dari bagian bawah karena air hujan yang merembes ke dalam, Sedangkan di lantai bagian paling dalam udaranya lebih sejuk.

Naryana dan Tuti menyebut kawasan yang dibuat gua tersebut adalah tanah milik Pemerintah Desa Majasariyang diperuntukan Tempat Pemakaman Umum, sedangkan lahan pertanian yang digarapnya dan ditanami genjer serta kangkung adalah tanah warisan dari orang tuanya.

“Sekarang gua ini didatangi banyak orang yang menduga saya tinggal di gua, padahal ini hanya untuk beristirahat dan mengamankan diri dari kilatan petir. Kami punya rumah sendiri jaraknya dekat. Gubuk juga ada,” ungkap Naryana yang katanya menyukai seni kaligrafi.

Tuti mengatakan, dirinya mendukung suaminya membuat gua sebagai tempat berlindung dan beristirahat.

Halaman:

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x