Donasi Pakaian di Lokasi Bencana Cianjur, Britania Sari: Jangan Sampai Menjadi Gunungan Sampah

- 30 November 2022, 05:00 WIB
Tumpukan donasi pakaian bagi korban gempa Cianjur seperti gunungan sampah.
Tumpukan donasi pakaian bagi korban gempa Cianjur seperti gunungan sampah. /Tangkapan layar/Governmentnews

ZONAPRIANGAN - Gempa Cianjur yang terjadi pada Senin, 21 November 2022 lalu, menimbulkan kepedulian tinggi dari berbagai lapisan dan instansi yang ada di masyarakat.  Tak ayal, pengumpulan donasi pakaian dari berbagai pihakpun digelar dengan sigap.

Gempa dengan magnitudo 5,6 skala Richter ini, untuk sementara tercatat sekitar 318 orang meninggal dunia dan korban luka sebanyak 7.729 orang.

Getaran gempa juga menyebabkan kerusakan rumah yang cukup masif.

Baca Juga: Dua Maskapai Melakukan Penerbangan Perdana untuk Umrah dari Bandara Kertajati

Sehingga para korban harus mengungsi ke tempat yang lebih aman karena tidak ada rumah sebagai tempat bernaung.

Para pengungsi membutuhkan pangan, sandang dan papan berupa tenda untuk beristirahat.

Salah satu kebutuhan yang paling diperlukan adalah sandang atau pakaian.

Gempa yang mendadak tak memungkinkan mereka untuk mengambil pakaian atau barang berharga lainnya.

Baca Juga: Pertamedika Bantu Masyarakat di Posko Pengungsian Korban Gempa Cianjur

“Kondisi di pengungsian cuacanya dingin dan sering hujan, air dan listrik pun terbatas. Para pengungsi membutuhkan pakaian bersih, layak pakai dan siap pakai yang bisa menghangatkan tubuh”, ucap Britania Sari, selaku Praktisi Zerowaste di akun instagramnya @britania.

Menurutnya, Pakaian pengungsi gempa Cianjur terbatas karena lemari pakaian tertimbun reruntuhan rumah.

Oleh karena itu donasi pakaian yang layak pakai akan sangat membantu. Namun pastikan layak dan siap pakai.

Baca Juga: BPOM Ungkap Dua Perusahaan Farmasi Pelanggar Aturan Bahan Baku Obat Sirup yang Melampaui Batas Aman

“Jika pakaian yang diterima kotor, tidak memungkinkan pengungsi untuk membersihkannya, karena kondisi air yang terbatas. Begitu pula dengan pakaian sobek, kancing yang hilang, resleting yang rusak, baju lusuh dan bau apek. Mereka tidak punya waktu untuk menjahit baju dan mencuci baju,” kata Perempuan yang sehari-harinya berprofesi sebagai Guru Bahasa Prancis.

“Jangan karena mereka membutuhkan pakaian, kita memberikan pakaian yang tidak layak,” ungkap Britania sari.

Menurut tim relawan Peduli Bogor Barat yang dikutip oleh akun Instagram @Britania, bahwa 60% dari donasi pakaian yang masuk itu termasuk kategori tidak layak pakai.

Baca Juga: Kawanan Monyet Misterius Masih Berkeliaran di Kota Bandung, Muncul di Cisaranteun Kulon dan Arcamanik

Halaman:

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: Instagram Britania


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x