Desa Drawati Dipilih Sebagai Desa Tangguh Bencana

- 3 Agustus 2020, 03:55 WIB
 KOMUNITAS Forum Pengurangan Risiko Bencana bersama aparatur Desa Drawati saat membahas rencana pembentukan desa tangguh bencana di Desa Drawati Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung.*/ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA
KOMUNITAS Forum Pengurangan Risiko Bencana bersama aparatur Desa Drawati saat membahas rencana pembentukan desa tangguh bencana di Desa Drawati Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung.*/ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA /

ZONA PRIANGAN - Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bandung mulai melakukan komunikasi lapangan dalam upaya pembentukan desa tangguh bencana di Desa Drawati Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung Jawa Barat.

Desa tersebut dipilih sebagai hulu Sungai Cisunggalah, Mikrodas Sungai Citarik, DAS Citarum.

Apalagi sebelumnya pada 2018, di aliran Sungai Cisunggalah sempat terjadi banjir yang disertai endapan sampah dan menimbulkan tanggul Sungai Cisunggalah jebol di Desa Panyadap Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Usaha Kuliner Warga Maju, Kades Citaman Minta Ada Lembaga Pendukung Modal

Ketua FPRB Kabupaten Bandung Wewen Mulyadi mengatakan, Desa Drawati merupakan kawasan perbukitan dan pengunungan yang memiliki potensi sumber mata air (ciburial dan ciseureupan) yang airnya dimanfaatkan oleh sejumlah desa di Kecamatan Paseh.

Di kawasan desa itu pula merupakan salah satu lahan Gunung Salasih yang rawan peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yang harus diantisipasi sejak dini.

"Sehingga pembentukan desa tangguh bencana ini lebih fokus pada upaya pencegahan atau prabencana," kata Wewen yang juga Ketua Garda Caah Majalaya Kabupaten Bandung di Posko Jaga Balai Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung, Ahad 2 Agustus 2020.

Baca Juga: BTS Jungkook Terpilih Sebagai The Best KPOP Maknae of 2020

Wewen menuturkan, pembentukan desa tangguh bencana itu sudah dikomunikasikan dengan aparatur pemerintahan Desa Drawati dan Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung.

Setelah ada kebersamaan dalam pembentukan desa tangguh bencana ini, lanjut Wewen, kemudian akan disosialisasikan kepada masyarakat.

Dalam pelaksanaannya sosialisasinya pun melihat komunitas setempat yang bergerak dalam mitigasi risiko bencana.

Baca Juga: Hasil Pengamatan di Tempat Wisata, Banyak Warga Tak Mengenakan Masker

"Jika desa tangguh bencana ini sudah terbentuk dan menjadi sebuah garapan dan komitmen bersama di antara aparat desa, kecamatan dan warga setempat, bisa menjadi pilot project desa-desa lainnya di Kabupaten Bandung, khususnya desa di hulu sungai dan kawasan hutan," kata Wewen.

Untuk diketahui, kata dia, pembentukan desa bencana itu mengacu pada dasar hukum Undang-Undang No 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No 2 tahun 2013 tentang Penanggulangan Bencana.

"Sementara kita dari FPRB Kabupaten Bandung hanya sebagai pendamping dalam pembentukan desa tangguh bencana tersebut," ungkapnya.

Baca Juga: Rektor UMT: Idul Adha Mengajarkan Keikhlasan dan Rela Berkorban

Ia pun menjelaskan, bencana alam itu ada sembilan, yakni bencana banjir, angin puting beliung, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan, gelombang pasang/abrasi, kekeringan, gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api.

"Sudahkah setiap daerah membuat rencana kontijensi dan rencana operasi tanggap darurat untuk setiap bencana?" ucapnya.

Menyikapi berbagai potensi bencana alam itu, lanjutnya, Desa Drawati menjadi pilihan untuk dibentuk desa tangguh bencana dengan memiliki enam dusun yang setiap dusunnya ada beberapa Rukun Warga (RW).

Baca Juga: PNS, TNI, Polri Gembira, Gaji ke-13 Cair Pekan Kedua Agustus

Dalam pembentukan desa tangguh bencana itu, salah satu yang menjadi perhatian adalah penyelematan sumber mata air.

"Sumber mata air di desa tersebut yang bersumber di Gunung Kancing, yang masuk kawasan Kabupaten Garut dan perbatasan dengan Desa Drawati itu digunakan untuk mengairi kebutuhan air di Desa Loa, Mekarpawitan, Cipedes, selain kebutuhan air bersih warga setempat," ungkapnya.

Untuk itu, Wewen berharap warga yang ada di sejumlah desa sebagai pemanfaat sumber air tersebut turut peduli terhadap desa sebagai penghasil sumber air.

Baca Juga: Wilayah yang Dikepung Perbukitan dan Jurang Itu Bernama Dusun Girpasang, Jarang Pejabat yang Kesana

"Untuk mewujudkan kepedulian bersama dalam pelestarian lingkungan, khususnya sumber mata air bisa dibentuk rukun desa," ungkapnya.

Sementara untuk pengaturan air bersih di kawasan tersebut, katanya, belum ada peraturan desa (perdes)-nya, untuk mengatur air di desa penghasil dan pemanfaat air tersebut.

Tak hanya itu dengan dibentuknya desa tangguh bencana tersebut, Wewen menuturkan, hampir semua desa di Kabupaten Bandung, khususnya di Desa Drawati belum ada peta risiko bencana.

Baca Juga: Jadi Pedagang Kerupuk Itu Rumit, Harus Kerja di Pabrik Tanpa Upah, Begitulah Nasib Orang Kecil

"Sedangkan untuk memiliki peta risiko bencana itu, didapat melalui kajian risiko bencana setelah dilakukan pemantauan lapangan dengan melibatkan partisipatif masyarakat di kawasan rawan bencana," ungkapnya.

Lebih lanjut Wewen mengungkapkan, dengan progres rencana pembentukan desa tangguh bencana itu, diharapkan dapat mengurangi risiko bencana yang diawali di kawasan hulu sungai.

"Mudah-mudahan dengan adanya pembentukan desa tangguh bencana ini dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam melakukan penataan lingkungan dari ancaman bencana," harapnya.

Baca Juga: Bazoga Tambah Koleksi Dua Ekor Kura-kura Ceper, Pakannya Kepala Ayam dan Kangkung

Setelah Desa Drawati, Wewen mengatakan, pembentukan desa tangguh bencana bisa dilaksanakan pula di Desa Sudi dan Desa Pangguh Kecamatan Ibun, Desa Bumiwangi Kecamatan Ciparay, Desa Panyocokan Kecamatan Ciwidey.

Namun dalam pembentukan desa tangguh bencana itu secara bertahap hingga 2021 mendatang, dengan melibatkan komunitas setempat yang peduli terhadap mitigasi bencana.

"Desa-desa tersebut merupakan bagian dari hulu sungai yang berpotensi menimbulkan persoalan lingkungan di desa-desa yang ada di aliran sungai di bawahnya. Misalnya, terjadi banjir dan endapan lumpur," pungkasnya.***

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x