Sebanyak 723 Hektare Lahan Pertanian di Garut Mulai Dilanda Kekeringan

- 6 Agustus 2020, 22:35 WIB
Kadis Pertanian Garut, Beni Yoga, menelusuri aliran sungai di kawasan utara Garut yang akan dimanfaatkan untuk antisipasi kekeringan selama kemarau.*
Kadis Pertanian Garut, Beni Yoga, menelusuri aliran sungai di kawasan utara Garut yang akan dimanfaatkan untuk antisipasi kekeringan selama kemarau.* //AEP HENDY//KABAR PRIANGAN

ZONA PRIANGAN - Di wilayah Kabupaten Garut saat ini sudah terjadi pergantian musim dari penghujan ke musim kemarau.

Meski musim kemarau di Garut belum terlalu lama, akan tetapi dampaknya saat ini sudah mulai terasa dimana ratusan hektare lahan pertanian sudah mulai dilanda kekeringan.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beni Yoga, menyebutkan saat ini sudah ada sedikitnya 723 hektare lahan pertanian di Garut yang sudah dilanda kekeringan.

Baca Juga: Warga Terkonfirmasi Positif Covid-19 di Garut, Bertambah Dua Orang

Lahan yang mulai dilanda kekringan tersebar di wilayah utara di antaranya di Kecamatan Malangbong, Limbangan, Cibatu, dan Leuwigoong.

"Dari laporan yang kami terima, sudah ada 723 hektare lahan pertanian di wilayah kita yang saat ini sudah dilanda kekeringan.

Ini dampak dari terjadinya peralihan musim dari penghujan ke musim kemarau," ujar Beni, Kamis, 6 Agustus 2020.

Namun demikian disebutkannya, hal ini tidak begitu berpengaruh terhadap jumlah produksi hasil pertanian.

Baca Juga: Dir Intelkam Polda Jabar Lakukan Sidak, Pastikan Bahan Peledak PT Dahana Aman

Bahkan sampai saat ini, hail produksi pertanian di Garut masih tetap diangka produksi surplus sehingga kebutuhan pasar masih dapat terpenuhi.

Menurut Beni, musim kemarau yang terjadi pada tahun ini diprediksi tidak akan terlalu lama seperti yang terjadi pada tahun sebelumnya.

Sebagaimana yang dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), diprediksi kemarau di tahun ini hanya sampai akhir Agustus.

Baca Juga: Diduga Lupa Mematikan Tungku, Rumah Apipudin Nyaris Dilalap Api

Dikatakannya, diprediksi hujan sudah akan mulai turun kembali saat memasuki September 2020.

Dengan demikian, dampak yang akan ditimbulkannya pun tidak akan terlalu parah seperti sebelumnya.

"Musim kemarau di tahun ini diprediksi tidak akan terlalu lama dan dmapaknya pun tidak akan terlalu parah.

Baca Juga: Mengisap Ganja Meningkatkan Risiko Serangan Jantung

Akibatnya, hasil produksi pertanian kita masih surplus dan bisa memenuhi kebutuhan pangan di Garut, bahkan ke luar," katanya.

Beni menerangkan, musim kekeringan tahun ini juga tergolong musim kekeringan basah dimana hujan sewaktu-waktu masih akan turun meski tak sering.

Sebagian besar lahan pertanian di Garut pun masih bisa ditanami dan menghasilkan produksi yang bagus.

Baca Juga: Satgas Citarum Harum Kembangkan Program Pembibitan Sayuran

Meski begitu, ditandaskannya pihaknya tetap berupaya untuk meminimalisasi risiko kerugian yang timbul akibat dari musim kemarau yang terjadi tahun ini.

Upaya yang dilakukan di antaranya menggerakan penyuluh pertanian, mengoptimalkan sistem irigasi, melakukan pipanisasi dan pemanfaatan sumber mata air.

"Kami juga akan mengoptimalkan sistem irigasi yang ada, pipanisasi dan mencari sumber mata air serta membuat embung air.

Baca Juga: Geger, Peni Siswi SMA Ditemukan Jadi Mayat Terbungkus Karung

Di Garut ini masih cukup banyak sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air selama musim kemarau dan kita akan meksimalkan hal itu," ucap Beni.

Diungkapkannya, musim kemarau yang terjadi di Garut selama ini seringkali menyebabkan beberapa daerah pertanian dilanda kekeringan, terutama kawasan tadah hujan yang jumlahnya di Garut cukup banyak.

Ketika hal ini terjadi, para petani tentu akan merasa kesulitan untuk dapat memenuhi kebutuhan air untuk tanaman.

Baca Juga: Kerap Terguling, Truk Overload Ditilang

Dengan pemanfaatan sumber air melalui program pembuatan embung-embung air, kesulitan yang selama ini sering dialami para petani di Garut terkait penyediaan air, tentunya akan bisa diantisipasi.

Dampaknya, jumlah produksi pertanian pun bisa dipertahankan bahkan lebih ditingkatkan.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah