Dewan Sesalkan Peralatan yang Rusak Dalam Pelaksanaan Rapid Test Massal

- 11 Agustus 2020, 06:28 WIB
ILUSTRASI Rapid Test
ILUSTRASI Rapid Test /Ahmad Roni//

ZONA PRIANGAN - Sejumlah pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Garut, Senin, 10 Agustus 2020 menjalani pemeriksaan rapid test dan swab test di Kantor DPRD Garut di Jalan Patriot, Tarogong Kidul.

Namun, meski sebelumya sudah diundang secara resmi oleh Ketua DPRD Garut, ternyata masih banyak anggota dewan yang tak mengikuti pelaksanaan rapid test dan swab test tersebut.

Tak hanya pimpinan dan anggota dewan, pemeriksaan rapid test dan swab test saat itu juga dilakukan terhadap staf Sekretariat Dewan (Setwan).

Baca Juga: Nyaris Tembus Tiga Digit, Kasus Covid-19 di Cirebon Bertambah 2 dari Klaster Mundu dan Talun

Hal ini sebagai salah satu upaya antisipasi penyebaran Covid-19 mengingat dalam beberapa hari terakhir di Garut jumlah warga terkonfirmasi positif terus bertambah.

Dadang Sudrajat, salah seorang anggota DPRD Garut, membenarkan jika di lingkungan Kantor DPRD telah dilaksanakan rapid test dan swab test.

Ia menyambut baik kegiatan tersebut mengingat sangat penting sebagai salah satu upaya pencegahan dan antisipasi penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Bantu Siswa Belajar Daring, Koramil di Sumedang Sediakan Wifi Gratis

"Benar, tadi di Kantor DPRD Garut ada kegiatan rapid test dan swab test bagi pimpinan dan anggota dewan, serta staf Setwan.

Ini sebagai salah satu upaya kita mendorong upaya pencegahan dan antisipasi penyebaran Covid-19," kata Dadang, Senin 10, Agustus 2020.

Menurutnya, kegiatan tersebut sifatnya memang tidak diwajibkan untuk para anggota dewan.

Baca Juga: PCR Portable Mudahkan Pemerintah Lakukan Swab Test Massal

Namun sebagai bentuk tanggung jawab anggota dewan terhadap publik, sudah sepatutnya seluruh anggota dewan mengikuti anjuran untuk menjalani pemeriksaan guna memastikan dirinya tak terpapar Covid-19.

Dadang yang juga Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Garut, sangat menyayangkan masih banyaknya anggota dewan yang tidak mau mengikuti pemeriksaan.

Padahal sebagai bagian dari pejabat publik, seharusnya anggota dewan bisa memberikan contoh yang baik kepada masyarakat.

Baca Juga: Serah Terima Jabatan Kasatreskrim, Kapolres Subang Tidak Beri Kata Sambutan

"Selama ini kita kan sering juga bepergian ke luar daerah baik itu studi banding maupun konsultasi ke lembaga lain.

Sudah sewajarnya jika kita menjalani pemeriksaan seperti swab test agar kita bisa memastikan tidak terpapar Covid-19 apalagi kita juga sering komunikasi langsung dengan konstituen," ujarnya.

Menjalani swab test dinilai Dadang sangat penting bagi para anggota dewan.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka di Garut Akan Dibuka Mulai 18 Agustus 2020

Selain untuk memastikan kesehatan dan keamanan dirinya sendiri, hal itu juga untuk menjamin kesehatan dan keamanan orang lain yang sering berkomunikasi termasuk keluarga dan konstituen.

Di sisi lain, Dadang mengaku sangat menyayangkan keberadaan alat yang digunakan untuk rapid test dalam pelaksanaan rapid test dan swab test massal di Kantor DPRD Garut.

Menurutnya, alat yang digunakan untuk rapid test tak layak digunakan karena kondisinya yang rusak.

Baca Juga: Elf Sambar Rush di Cipali, Delapan Tewas, Delapan Luka-luka, Ini Daftar Nama Korbannya

Dengan alasan itulah tambahnya, ia dan beberapa anggota dewan lainnya menolak untuk menjalani rapid test dan hanya ikut menjalani swab test.

"Kami lihat alat untuk rapid test-nya sudah rusak sehingga kami tak mau menjalani rapid test dan hanya menjalani swab test. Ini tentu sangat kami sesalkan mengingat begitu vitalnya fungsi alat tersebut," ucap Dadang.

Ia mengaku pelaksanaan rapid test juga sangat penting dalam upaya pencegahan dan antisipasi Covid-19.

Baca Juga: Mobil Wagub Jabar Mogok di Banjar, Uu : Mobil Tahun 2003, Bekas Sekda Lex

Namun entah kenapa, peralatan yang digunakannya adalah peralatan yang rusak sehingga hasilnya pun tidak akurat.

Dadang menilai, penggunaan peralatan yang kurang bagus dalam pelaksanaan rapid test seharusnya bisa dihindari mengingat yang diperiksa ini bukan penyakit biasa-biasa tetapi jenis penyakit yang sangat membahayakan.

Selain itu, dengan adanya hasil pemeriksaan yang tidak akurat, tentu akan sangat merugikan orang yang diperiksanya.

Baca Juga: Bupati dan Wabup Garut Ikuti Tes Swab

"Kami sudah mendapat laporan jika hasil pemeriksaan rapid test sudah seringkali salah.

Sudah cukup banyak orang yang dinyatakan reaktif berdasarkan hasil rapid test yang dijalaninya padahal sebenarnya non reaktif.

Ini harusnya jadi perhatian serius Pemkab Garut untuk tidak menggunakan perlatan yang kurang baik," kata Dadang.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x