Baca Juga: Polres Majalengka Bersama TNI dan Masyarakat Gotong Royong Bersihkan Sampah di Sungai Cijurey
Ketua panitia peringatan tahun baru hijriyah, Fardan Ferdiansyah mengatakan, hampir sebagian besar pemain bola ini tergabung di Himpunan Pemuda-pemudi Sukamandi. Jumlah pemain bola hanya 10 orang atau ditambah cadangan masing – masing regu sehingga jumlahnya hanya belasan orang saja.
“Ini hanya permainan tidak untuk serius, jumlah pemain sebetulnya bebas dan tentu tidak ada hadiah, namanya juga sekedar memeriahkan tahun baru,” ungkap Fardan.
Menurutnya, kegiatan sepak bola api setiap tahun digelar menjelang tahun baru Islam, sehingga tahun baru identik dengan hiburan sepak bola api, pawai, debus dan silat sebagai olah raga bela diri yang dilakukan para pemuda.
“Jadi setiap tahun menjelang tahun baru hijriyah, semua anak – anak sejak siang sudah menyiapkan obor, atau orang di desa kami menyebutnya oncor. Oncor ini terbuat dari bambu ruasnya diisi minyak tanah dan bagian atasnya diberi sumbu,” ungkap Fardan.
Usai Solat isya, ratusan anak yang sudah menyiapkan obor langsung pawai keliling kampung sambil solawatan diiringi tabuhan genjring.
Selesai pawai, langsung menggelar hiburan diantaranya sepak bola api, debus, pencak silat. Setelah itu semua makan bersama yang disiapkan panitia.
Sementara itu sesepuh warga Blok Sukamandi sekaligus Ketua Hippsu, Ili Somantri mengatakan, tradisi sepak bola api sudah dimulai sejak tahun 1990-an atau sejak Hippsu terbentuk.
Apa yang dilakukan para pemuda setiap menjekang tahun baru hijriyah adalah melanjutkan tradisi yang sudah dilakukan turun temurun .