Insiden Pengusiran, Berbuntut Tuntutan Mundur Terhadap Ketua KPU Indramayu

- 14 September 2020, 16:27 WIB
RATUSAN wartawan melakukan unjuk rasa menuntut mundur Ketua KPU Indramayu.*/HERI SUTARMA
RATUSAN wartawan melakukan unjuk rasa menuntut mundur Ketua KPU Indramayu.*/HERI SUTARMA /


ZONA PRIANGAN - Ratusan wartawan yang tergabung dalam Koalisi Pers Untuk Demokrasi (KPUD) menggelar aksi unjuk rasa menuntut Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Kabupaten Indramayu, Ahmad Toni Fatoni, mengundurkan diri dari jabatannya. Senin 14 September 2020.

Ratusan wartawan yang berunjuk rasa juga meminta pihak Komisi Pemilihan Umum Daerah membuka akses seluas-luasnya bagi wartawan yang melakukan tugas peliputan seluruh tahapan Pilkada Kabupaten Indramayu.

Aksi unjuk rasa yang berlangsung di depan kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah itu pun merupakan buntut dari adanya pembatasan dan pengusiran wartawan ketika pekan lalu ada pelaksanaan tahapan pendaftaran pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Indramayu.

Baca Juga: PSBB DKI Jakarta, Perkantoran Tidak Ditutup Cuma Ini yang Perlu Diperhatikan

“Kami menuntut Ketua KPU Kabupaten Indramayu saudara Ahmad Toni Fatoni segera mengundurkan diri dari jabatannya,” ujar Iksan Mahfudz yang juga selaku koordinator lapangan aksi unjuk rasa Wartawan Indramayu.

Wartawan juga mendesak pihak KPU memanfaatan media centre KPU sesuai mekanisme yang berlaku. Selain itu menuntut transparansi penggunaan anggaran KPU.

Sementara itu aksi unjuk rasa Wartawan Koalisi Pers Untuk Demokrasi juga menyuguhkan teatrikal kesenian tradisional Indramayu yakni kuda lumping dan berokan.

Baca Juga: Ustaz Ujang Bustomi, Pendakwah Nyentrik yang Suka Menantang Dukun Santet

Kedua tampilan kesenian itu, menurut Iksan, sebagai simbol keserakahan dan kerakusan para komisioner dan kesekretariatan KPU selama ini.

Halaman:

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x