Drone Predator, Reaper, dan Global Hawk Milik AS Mulai Tertinggal, China Kembangkan Drone Swarm

- 11 November 2021, 19:25 WIB
Drone CH-6 dikabarkan mampu mengintai dan menyerang. Agen intelijen memperkirakan, drone ini dapat membawa rudal dan dirancang untuk mengawasi musuh.*
Drone CH-6 dikabarkan mampu mengintai dan menyerang. Agen intelijen memperkirakan, drone ini dapat membawa rudal dan dirancang untuk mengawasi musuh.* /Reuters/Aly Song

ZONA PRIANGAN - Penamat militer, Seth J Frantzman mengatakan, Amerika Serikat (AS) mulai tertinggal dalam teknologi drone.

Dulu AS adalah pelopor dalam teknologi drone ketika para insinyur mengembangkan mesin seperti Predator, Reaper, dan Global Hawk.

Namun, sebuah Global Hawk ditembak jatuh oleh milisi Pengawal Revolusi Iran pada tahun 2019, membuktikan drone AS tidak digjaya lagi.

Baca Juga: Terungkap Lewat Foto Satelit, China Produksi Jet Tempur Misterius di Chengdu Aircraft Corporation

Sementara kekuatan seperti Rusia dan China cukup beranmi berinvestasi dalam teknologi drone.

Pengeluaran militer China telah meroket dari sekitar $ 41,2 miliar pada tahun 2000 menjadi $ 245 miliar pada tahun 2020, menurut Database Pengeluaran Militer SIPRI.

Beijing telah menanamkan $ 1 triliun ke militernya tahun ini karena Presiden Xi Jinping bertujuan untuk mencapai "peremajaan besar bangsa China" pada tahun 2049, menurut laporan Pentagon yang diterbitkan tahun lalu.

Baca Juga: Kapal Induk Kelas Ford Andalan Amerika Serikat, Kini China Menyiapkan Kapal Induk Tiruannya

Washington terkunci dalam Perang Melawan Teror karena satu dekade lalu, para politisi tidak "berharap untuk berurusan dengan China", menurut Seth J Frantzman.

Frantzman sebelumnya mengatakan kepada The Sun bahwa Beijing dapat menggunakan drone dalam pengaturan militer.

Pejabat China sedang "menuangkan sumber daya" ke dalam teknologi drone swarm - di mana mesin terhubung ke jaringan menggunakan kecerdasan buatan.

Baca Juga: Resepsi Pernikahan Berantakan, Ketika Mempelai Pria Datang, Pengantin Wanita Justru Bunuh Diri

Di sinilah robot bekerja sama saat mereka mencoba menghancurkan target yang teridentifikasi.

Frantzman memperingatkan bahwa jenis teknologi ini "berbahaya" karena dapat mengancam pertahanan udara yang kewalahan.

Tapi, drone yang biasa digunakan dalam serangan swarm tidak memiliki jangkauan yang jauh artinya tidak mungkin mereka akan mencapai target potensial seperti Hawaii atau daratan AS.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah