Dukung Penetapan UMP 2022, Apindo Jabar Ajak Buruh untuk Tidak Demo dan Jaga Kondusivitas Dunia Usaha

25 November 2021, 08:43 WIB
Ketua Apindo Jabar, Ning Wahyu Astutik. Dukung Penetapan UMP 2022, Apindo Jabar Ajak Buruh untuk Tidak Demo dan Jaga Kondusivitas Dunia Usaha. /DPP Apindo Jabar/

ZONA PRIANGAN - Gubernur Jawa Barat telah menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) Jabar Tahun 2022, dalam hal ini DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar mendukung langkah tersebut.

Ketua Apindo Jabar, Ning Wahyu Astutik, mengajak para buruh untuk tidak melakukan aksi yang memperburuk keadaan dan tetap menjaga kondusivitas dunia usaha.

"DPP Apindo Jawa Barat mengucapkan banyak terima kasih dan mendukung Gubernur yang telah taat hukum dengan menyepakati Peraturan Pemerintah No.36/2021 Tentang Pengupahan dan memperhatikan Rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi Jawa Barat No.561/015/34/Depeprov, tanggal 16 November 2021, tentang Rekomendasi Upah Minimum Provinsi Jawa Barat Tahun 2022," katanya di Bandung, Selasa, 23 November 2021.

Baca Juga: Tinjau Sodetan Cisangkuy, Ridwan Kamil: Luasan Banjir Kini Mulai Berkurang Tinggal 70 Hektare

Lebih lanjut Ning mengatakan, terkait penetapan UMP Jabar 2022 ini, dia meminta semua pihak utamanya para pekerja/buruh untuk menaati aturan yang sudah disepakati.

"Mari kita taat aturan. Saya yakin peraturan tentang upah ini dibuat oleh para expert di bidangnya, dan telah melalui begitu banyak evaluasi dan analisis, serta pertimbangan yang mendalam sehingga menghasilkan keputusan terbaik," paparnya.

Terkait adanya isu buruh yang akan mogok besar-besaran, lanjut Ning, ia menilai aksi demonstrasi itu merupakan hak yang dijamin undang-undang.

Baca Juga: Ribuan Buruh di Majalengka Kembali Mogok dan Demo

"Mari kita bersikap arif. Sudah begitu banyak perusahaan yang menderita dan berusaha bertahan di tengah kesulitan. Janganlah membuat situasi memburuk kembali. Selain menyusahkan pengusaha, ujung-ujungnya juga merugikan buruh jika perusahaan tidak bertahan," ungkapnya.

Saat ini, kata Ning, jumlah pengangguran di Jabar berada di kisaran 2,5 juta orang, yang menunggu investor masuk untuk membuka peluang kerja.

"Aksi mogok ini juga akan membuat investor ragu untuk berinvestasi," jelasnya.

Baca Juga: Moral dan Akhlak Adalah Inti dari Pendidikan Karakter, Uu Ruzhanul: Luangkan 5 Menit untuk Bicara dengan Siswa

"Sedangkan 2,5 juta itu bisa jadi ada saudara kita di dalamnya, tetangga kita yang sangat butuh pekerjaan, orang-orang yang tidak memiliki uang untuk sandang pangan, atau menyekolahkan anaknya, dan lain sebagainya," ujarnya.

Ning pun mengajak semua elemen untuk bisa membantu mereka untuk mendapatkan pekerjaan, dengan menjaga kondusivitas dunia usaha sehingga investor tertarik untuk berinvestasi.

"Dengan masuknya investor, para karyawan juga akan memiliki lebih banyak pilihan untuk bekerja sesuai keinginannya atau sesuai bidangnya. Bukankah itu juga bagus?" pungkasnya.***

Editor: Yurri Erfansyah

Tags

Terkini

Terpopuler