ZONA PRIANGAN - Pesawat tempur Rusia Sukhoi Su-35 dikalahkan F-15EX Eagle II, setidaknya itu terjadi di pasaran Indonesia.
Indonesia yang semula membidik Sukhoi Su-35 akhirnya membatalkan rencananya. Pilihan jatuh pada F-15EX Eagle II Amerika Serikat.
Selain itu, Indonesia memiliki pilihan terhadap pesawat tempur Dassault Rafale Prancis.
Baca Juga: NATO Terbangkan Jet Tempur F-15E, Rusia Siap Lepaskan Rudal dari Kapal Perang Marsekal Shaposhnikov
Angkatan Udara Indonesia yang dikutip rt.com mengeluarkan pernyataan, batalnya pembelian Sukhoi Su-35 karena proses akuisisi yang “berlarut-larut”.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo mengatakan, “Mengenai Sukhoi Su-35, dengan berat hati, kami batalkan rencana itu."
Alasan lain, Indonesia khawatir akan terkena sanksi AS karena membeli senjata dari Moskow.
Baca Juga: Jennifer Lawrence Menyaksikan Leonardo DiCaprio Telanjang dalam Mobil, Insiden Terjun ke Danau Beku
Sebelumnya Indonesia melakukan kesepakatan dengan rusia dengan nilai $ 1,1 miliar untuk mengganti pesawat F-5 Tiger yang usang dengan jet tempur Rusia yang sangat bermanuver.
Kesepakatan itu ditandatangani pada 2018, tetapi implementasi kontrak akhirnya terhenti.
Fadjar mengatakan Indonesia sekarang akan mempertimbangkan pembelian F-15EX Eagle II dan pesawat tempur Dassault Rafale Prancis.
Baca Juga: Beredar Kalender 2022 dengan Foto Petani Wanita Telanjang di Atas Traktor
“Tim F-15 EX datang ke saya dan mereka memberi tahu kami jika kami menandatangani kesepakatan hari ini, kami akan menerima unit pertama sekitar 2027,” kata Fadjar.
Di bawah Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi 2017 (CAATSA), Washington dapat menjatuhkan sanksi kepada negara-negara yang membeli senjata dari Rusia.
Pada bulan Oktober, beberapa senator AS mendesak Gedung Putih untuk mengesampingkan kemungkinan sanksi CAATSA terhadap India.
Baca Juga: Rahasia Jet Tempur AS Nyaris Bocor ke Agen Rusia, Seorang Kontraktor Pertahanan Ditangkap FBI
Hal itu membuat Negeri Bollywood memungkinkan untuk membeli sistem rudal pertahanan udara S-400 Rusia. Namun, hingga saat ini keputusan pelepasan tersebut belum secara resmi dibuat.***