Rasio Kecukupan Modal atau CAR bank bjb Capai 19,19 Persen per 31 Desember 2022, Naik dari Tahun Sebelumnya

28 Maret 2023, 20:22 WIB
Ilustrasi ekspansi bisnis /Pixabay/

ZONA PRIANGAN - Menunjukkan permodalan yang solid dan kuat, bank bjb optimis mampu melakukan ekspansi bisnis, termasuk memperluas pembiayaan kredit pada tahun-tahun mendatang.

Permodalan yang solid dan kuat ditandai dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang mencapai 19,19 persen per 31 Desember 2022 lalu dan naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 17,78 persen.

Begitu juga mengenai modal inti Rp14,15 triliun per 31 Desember 2022, naik dibandingkan modal inti pada tahun sebelumnya Rp12,47 triliun.

Baca Juga: Bikin Seller Dapat Omzet Terbesar dan Keuntungan Terbanyak, Simak Marketplace Pilihan pada Ramadan 2023

Dan sepanjang tahun 2022, tercatat laba bersih konsolidasi Rp2,24 triliun, ini menandakan pertumbuhan sebesar 11,44 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Dalam hal mendukung pembangunan daerah, peningkatan pada ekspansi kredit dari sektor konsumtif yang menjadi core business perusahaan dan kredit produktif tercatat bank ini telah menyalurkan kredit Rp115,75 triliun, naik 13,22 persen yoy.

Oleh karena itu pertumbuhan aset sebesar 14,45 persen yoy menjadi Rp181,24 triliun. Sementara, pada sisi pendanaan, tercatat dana pihak ketiga (DPK) BJBR tumbuh 7,8 persen yoy pada 2022, menjadi Rp131,12 triliun.

Baca Juga: Penambangan Bitcoin tengah 'Booming' di Texas, Konsumsi Listrik Naik Hingga Tiga Kali Lipatnya dari Tahun Lalu

Dengan berbagai indikator positif tersebut, maka dipastikan proses ekspansi kredit akan tetap mampu dilakukan, tanpa perlu menambah modal dengan cara menerbitkan saham baru, alias right issue.
Menurut Drektur Utama bank bjb Yuddy Renaldi, saat ini struktur permodalan bank bjb sangat kuat untuk melakukan ekspansi kredit. Dengan mempertimbangkan perkembangan rasio permodalan perseroan terkini, perseroan meyakini kondisi permodalan saat ini memadai untuk dapat menunjang ekspansi kredit ke depan.

"Karena itu, dengan kondisi keuangan yang kuat dan solid, maka membatalkan rencana agenda Persetujuan atas rencana Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu II (PMHMETD II) Perseroan pada RUPST Perseroan Tahun Buku 2022," jelas Yuddy.

Baca Juga: Singapura akan Memperketat Kontrol Daur Ulang Sepatu Setelah Viral Laporan dari Reuters

Oleh karena itu agenda persetujuan rencana Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu II (PMHMETD II) Perseroan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2022 yang direncanakan akan diselenggarakan pada tanggal 4 April 2023, tidak akan dilaksanakan.

Menurut Yuddy, pihaknya memiliki sejumlah peluang, seperti sebagian besar kantor cabang perusahaan asing menjadi market nichers di wilayah operasionalnya, sehingga ada ruang untuk meningkatkan pangsa pasar, baik dari sisi aset, DPK, maupun kredit.

Yang lainnya literasi keuangan masyarakat semakin meningkat seiring kebijakan OJK dan BI dalam pendalaman layanan keuangan terkait pemanfaatan produk dan jasa keuangan formal seperti sarana menyimpan uang yang aman atau keeping, transfer, menabung maupun pinjaman dan asuransi.

Yang lainnya yaitu kegiatan pelaku ekonomi yang cukup tinggi di Jabar, Banten dan DKI Jakarta merupakan potensi pengembangan perkreditan dan pendanaan.

Dengan berbagai proyek pembangunan infrastruktur, termasuk Proyek Strategis Nasional berada di wilayah kerja Jawa Barat dan Banten, sehingga pihaknya memiliki kesempatan untuk memaksimalkan penyaluran kredit dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara optimal.***

 

Editor: Yurri Erfansyah

Tags

Terkini

Terpopuler