Ahok Sesumbar Merem Saja Pertamina Bisa Untung, Mulyanto: Sekarang Rugi, Apa Tidak Diawasi?

26 Agustus 2020, 10:28 WIB
ILUSTRASI Pertamina.*/DOK. PIKIRAN-RAKYAT.COM /

ZONA PRIANGAN - Ada pernyataan berbeda antara pernyataan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan kalangan DPR terkait pendapatan.

Sebelumnya Ahok menyebut Pertamina mampu meraup pendapatan Rp 800 triliun, sementara anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto menyodorkan angka kerugian senilai USD 767.92 juta atau setara Rp 11.28 triliun.

Angka-angka itu didapat dari tahun berjalan semester I 2020. Bagi Mulyanto, kondisi itu harus segera dibenahi.

Baca Juga: Pertamina Wacanakan Penghapusan Pertalite dan Premium, Pegiat Lingkungan: Terlambat!

Mulyanto dari Fraksi PKS mengatakan, pekan lalu Pertamina tidak masuk daftar Fortune Global 500.

"Sekarang yang terbaru Pertamina rugi Rp11.13 triliun di semester pertama tahun 2020," kata Mulyanto yand dikutip zonapriangan.com dari laman RRI.co.id Selasa 25 Agustus 2020.

Kerugian muncul, karena penjualan dan pendapatan Pertamina anjlok drastis hingga mencapai 24,7 persen dari USD 25.54 miliar menjadi USD 20.48 miliar.

Baca Juga: Roti Unyil Cucu Sumiati Mulai Dikenal di Cimahi

Padahal, lanjur Mulyanto, Ahok sempat sesumbar Pertamina gampang mendapatkan untuk asal ada pengawasan.

"Dulu Ahok sempat bilang, merem saja Pertamina sudah untung. Kalau sekarang rugi, artinya apa? Apa Ahok tidak melakukan pengawasan?" kritik Mulyanto.

Mulyanto menyesalkan kondisi Pertamina yang terus babak belur. Seharusnya di semester pertama 2020 Pertamina harus meraup untung.

Baca Juga: Zumi Zola Sudah Berpisah dengan Sherrin Tharia, Sidang Digelar Secara Online

Mulyanto punya argumen, keuntungan Pertamina harus terjadi karena tidak melakukan penurunan harga di saat harga dunia turun.

"Saat harga minyak dunia anjlok ke angka yang paling rendah sepanjang sejarah, Pertamina tidak menurunkan harga BBM sedikitpun. Secara kasar, Pertamina harusnya untung besar," ujar Mulyanto.

VP Komunikasi Perusahaan Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, kerugian karena Pertamina menghadapi triple shock sepanjang semester pertama.

Baca Juga: Pengguna Tol Hati-hati, Ada Proyek PT Kereta Cepat Indonesia China Bahu Jalan Ditutup

"Pertamina menghadapi triple shock," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers, Senin, 24 Agustus 2020.

Fajriyah menjelaskan, ketiga syok itu adalah penurunan harga minyak mentah dunia, penurunan konsumsi BBM di dalam negeri, serta pergerakan nilai tukar dolar AS yang berdampak pada selisih kurs yang cukup signifikan.

"Pandemi Covid-19 dampaknya sangat signifikan bagi Pertamina," tuturnya.

Baca Juga: Sepeda Lipat Element, Harga Rp 10,6 Juta, Ini Spesifikasinya

Dengan penurunan demand, depresiasi rupiah, dan juga crude price yang berfluktuasi sangat tajam, kata Fajriyah, membuat kinerja keuangan Pertamina sangat terdampak.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler