Ceker Mercon Neng Dinda, Dikenal di Kalangan Pegawai Negeri

- 8 Juli 2020, 13:22 WIB
CEKER MErcon Neng Dinda harganya sangat terjangkau.*/DOK. PRIBADI
CEKER MErcon Neng Dinda harganya sangat terjangkau.*/DOK. PRIBADI /

ZONA PRIANGAN - Salah satu kuliner yang kini lagi heboh di Cirebon, yakni olahan ceker ayam dengan bumbu pedas.

Di antara produk olahan ceker bumbu pedas yang digandrungi, yakni buatan Lazuardi Nur Adinda.

Kuliner dengan nama ceker mercon itu sudah dikenal di kalangan pegawai negeri sipil (PNS) Pemkot Cirebon.

Baca Juga: Pangandaran Sudah Aman untuk Wisatawan

Banyak PNS yang memesan lebih dari dua porsi untuk mencicipi ceker mercon Neng Dinda.

Seperti yang diungkapkan Andi Azis, ceker mercon Neng Dinda cocok dengan selera mulut orang Cirebon, yang cenderung suka bumbu pedas.

"Bukan saya saja yang suka Ceker Mercon Neng Dinda. Di sini kalau pesen suka ramai-ramai. Memang enak, bisa buat laut makan atau cuma sekadar cemilan," ucap Andi yang bertugas di Badang Keuangan Daerah Koto Cirebon.

Baca Juga: Ketua RW Berdarah-darah, Dibantu Dua Warga Lumpuhkan Perampok Berpistol

Ceker Mercon Neng Dinda memang cocok di lidah semua lapisan usia. Tidak hanya orang dewasa, tapi juga para remaja menyukai Ceker Mercon Neng Dinda.

Siswi SMPN 1 Kota Cirebon, Laudya Karen menuturkan, hampir setiap hari dirinya memesan Ceker Mercon Neng Dinda.

Selain rasanya yang enak, harganya juga sangat terjangkau di kantong remaja, karena satu porsinya hanya dibandrol dengan harga Rp 12.000,00.

Baca Juga: Gara-gara Seorang Cowok, Pertemanan Bebizie dan Wika Renggang

Sementara pemilik lebel Ceker Mercon Neng Dinda, Lazuardi Nur Adinda mengatakan, awal merintis usaha kuliner pedesan ceker atau seblak ceker karena hobinya yang memasak.

Selain itu, Dinda juga punya bekal pengetahuan memasak karena dia merupakan jebolan SMK jurusan Tata Boga.

Untuk pemasarannya, Dinda lebih banyak melakukan secara online (daring) dan informasi dari mulut ke mulut.

Baca Juga: Pasien Covid-19 Meninggal di Banjar Terdata 22 Orang

Sesuai dengan namanya pedesan ceker, bumbu Ceker Mercon yang digunakan untuk mengolah ceker ayam tersebut mengandalkan cabai yang super pedas (lada).

Namun, menurut Dinda, rasa pedas dalam masakan olahan pedesan ceker itu ada level-levelnya.

Bagi orang yang kurang suka pedas jangan khawatir untuk menikmati pedesan ceker. Bisa pesan level satu saja, tetap ada rasa pedasnya tapi tidak sampai super hot.

Baca Juga: Satgas Citarum Harum Ubah Sampah Plastik Menjadi BBM

Bumbu yang digunakan untuk membuat pedesan ceker, berupa cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, kunyit, gula, garam, kecap, dan daun jeruk.

Semua bahan itu ditumbuk, kemudian campurkan dengan ceker ayam yang sudah dibersihkan, dan direbus dalam air.

Kalau air sudah terlihat nyemek-nyemek dan ceker sudah dianggap empuk baru dientaskan.

Baca Juga: Pasien Chikungunya Enggan ke Puskesmas, Takut Disangka Penderita Covid-19

"Namanya juga pedesan ceker, jadi rasanya pasti pedas. Sekarang memang, masyarakat lagi demen dengan masakan yang serba pedas, yang katanya membawa kenikmatan. Mereka menikmati sensasi pedas, dan membuat selera makan semakin lahap," tutur Dinda.

Usaha pedesan ceker yang dilakoni Dinda sekarang sudah dikenal di Kota Cirebon dan daerah perbatasan Kabupaten Cirebon.

PESANAN selama masih di Kota Cirebon, tidak dikenakan ongkos kirim.*/DOK. PRIBADI
PESANAN selama masih di Kota Cirebon, tidak dikenakan ongkos kirim.*/DOK. PRIBADI

Pesanan silih berganti berdatangan. Mereka melakukan promosi menggunakan media sosial, baik lewat Facebook, Instagram dan jejaring Whats App (WA).

Baca Juga: Gaji ke-13 PNS Akan Segera Cair

Pembeli yang mengontak Dinda, kebanyakan pesan pedesan ceker di level-level tinggi. Walau begitu, Dinda tetap memukul rata harga jual.

Semua level "Ceker Mercon" dijual dengan harga Rp 12.000,00/porsi. Semua pesanan diantarkan langsung ke alamat pembeli. Selama berada di wilayah Cirebon, pembeli tidak dikenakan ongkos kirim.

Karena pesanan belakangan makin meningkat, Dinda terpaksa berburu bahan baku, utamanya ceker ayam dalam jumlah banyak.

Baca Juga: Masyarakat Pangandaran Gembira Sambut Konvoi Puluhan Bus Wisata

Mereka kadang harus menyetok ceker ayam, agar setiap pesanan bisa dilayani dengan cepat.

Di awal-awal usaha, Dindda belanja bahan baku tiap hari ke pasar. Sekarang melihat pesanan makin banyak, kadang belanjanya sekalian.

"Ke pasarnya tiga hari sekali saja, tapi belanja cekernya dalam jumlah banyak dan disimpan di kulkas. Itu juga belum sampai tiga hari, sudah habis jadi tetap harus ke pasar," tutur Dinda sambil menambahkan sampai sekarang ceker ayam masih gampang di dapat di pasar.

Baca Juga: Rian D'Masiv Padukan Musik, Fashion dan Sepak Bola

Sementara wilayah pembeli yang sering memesan pedesan ceker, diungkapkan Dinda, kebanyakan dari Perumnas Kelurahan Kecapi dan Larangan.

Ada juga pelanggan dari Kesambi. Paling jauh pesanan datang dari wilayah Plered.***

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x