Rangginang Makanan Tradisional, Cemilan Sepanjang Masa

- 10 Juli 2020, 11:31 WIB
IBU Kokom menekuni usaha pembuatan rangginang bermula dari iseng.*/PARAMA GHALY
IBU Kokom menekuni usaha pembuatan rangginang bermula dari iseng.*/PARAMA GHALY /

ZONA PRIANGAN - Makanan cemilan rangginang, merupakan kuliner tradisional sepanjang masa.

Penggemar rangginang sampai sekarang masih banyak, tak heran industri rumahan di daerah Subang yang memproduksi rangginang masih jalan.

Rangginang juga identik dengan kue Lebaran, di perkampungan hampir setiap rumah menyuguhkan kue rangginang.

Baca Juga: Tim Baracuda Selamatkan Tiga Nelayan yang Hilang, Kondisinya Sudah Melemah

Makanan yang terbuat dari beras ketan itu, cocok untuk cemilan. Sebagai teman makanan untuk ngopi atau minum teh, rangginang sangat cocok.

Seorang perajin rangginang di Subang, Ibu Koko Komariah mengatakan, rangginang asal Kabupaten Subang, Jawa Barat memang cukup terkenal.

Tidak heran jika seseorang yang habis berkunjung ke Subang, maka akan membawa rangginang sebagai oleh-olehnya.

Baca Juga: Naik Motor di Era New Normal, Perhatikan Tips Aman Ini

Rangginang bisa diguguhkan di acara kumpul keluarga atau melekan warga. Demikian juga saat kerja agar tidak terlalu suntuk, maka ngemil rangginang bisa sebagai pilihan.

Menurut Ibu Kodom, di Subang, banyak warga menekuni usaha rumahan dengan membuat rangginang.

RANGGINANG rasa terasi.*
RANGGINANG rasa terasi.*

Biasanya dilakukan ibu rumah tangga, untuk menambah pendapatan suami. Di sela-sela kesibukannya mengurus anak dan kerjaan dapur, para ibu merasa tidak terlalu berat memproduksi rangginang.

Baca Juga: Sempat Berkurang Drastis Selama PSBB, Kini PKL Menjamur Lagi

Demikian juga yang dilakoni Ibu Kokom Komariah. Bermula dari iseng membantu mertua, sekarang sudah bisa mandiri membuat rangginang sendiri.

Berbeda dengan mertuanya, yang membuat keripik, opak, dan rangginang, Ibu Kokom justru fokus pada rangginang.

Walau masih bersifat sederhana, produksi rangginang Ibu Kokom kini mulai dikenal.

Baca Juga: 3 Pemain Asing Persib Belum Bergabung

Dia tidak hanya mengincar pasar Subang, tapi juga melebarkan sayap ke wilayah Bandung.

Walau begitu masih tetap menerima pesanan untuk warga Subang.

Ibu Kokom mengungkapkan, rangginang yang diproduksinya terdiri atas tiga rasa.

Baca Juga: Kenalan di Facebook, MJ Ajak Siswi SMP Berhubungan Badan Tiga Kali

Pertama rasa gurih merupakan campuran terasi. Selanjutnya ada campuran gula yang menghasilkan cita rasa manis. Terakhir rangginang jenis ketas hitam.

Walau berbeda-beda cita rasa, pembuatan tiga jenis rangginang itu nyaris sama.

Tidak ada perbedaan dalam prosesnya. Yang lain itu cuma campurannya saja dan bahan bakunya.

Baca Juga: Ceroboh Mengeksploitasi Kelistrikan pada Mobil, Dapat Menggugurkan Garansi

RANGGINANG rasa manis.*
RANGGINANG rasa manis.*

"Kalau yang berwarna hitam, bahan bakunya memang ketan hitam. Sementara yang warna kemerahan, itu ada campuran terasi. Sedangkan yang warna cokelat, itu ada campuran gulanya dan dikenal sebagai rangginang manis," tutur Ibu Kokom.

Dalam sekali produksi, Ibu Kokom biasanya menggunakan 5 liter beras ketan untuk masing-masing jenis rangginang.

Dari lima liter beras ketan bisa menghasilkan 300 biji rangginang. Untuk menghasilkan bentuk yang rapi dan besarannya sama, Ibu Kokom menggunakan cetakan.

Baca Juga: Wedang Uwuh Makin Diminati, Dipercaya Mampu Menangkal Virus Corona

Proses yang paling berat bagi Ibu Kokom, yakni saat mengaduk adonan.

Sedangkan proses lainnya cukup memperhatikan kehati-hatian dan jam terbang.

Tapi kalau sudah berpengalaman, pasti menghasilkan rangginang dengan bentuk bagus dan cita rasa yang pas.

Baca Juga: Dilaporkan Cemarkan Nama Baik, Vicky Prasetyo Masuk Tahanan

"Cuma sekarang lagi terkendala dengan musim hujan. Produksi sedikit agak terhambat. Terutama dalam proses penjemuran, kalau tidak ada panas mempengaruhi juga terhadap produk rangginang," ucap Ibu Kokom.

Dijelaskan, seusai melewati proses penjemuran, jangan langsung digoreng.

Rangginang mentah itu harus didiamkan dulu hingga dua hari. Biasanya kalau langsung digoreng seusai dijemur, maka bentuk yang didapat tidak akan memuaskan.

Baca Juga: KPU Kabupaten Bandung Gelar Bimtek Pengelolaan Keuangan

Dimakannya pun tidak enak, karena rangginang itu tidak mengembang alias bantat.

Selama ini, Ibu Kokom menjual rangginang baik yang masih mentah maupun yang sudah matang.

RANGGINANG jenis ketan hitam.*
RANGGINANG jenis ketan hitam.*

Penjualannya pun bisa dilakukan per biji atau per kilogram. Pembeli yang beli kiloan biasanya dalam bentuk rangginang mentah.

Baca Juga: Kerajinan Warga Binaan Lapas Kelas II Banjar Bernilai Seni

Ibu Kokom membandrol harga rangginang mentah per kilogramnya seharga Rp 50.000,00. Kalau dihitung, dalam satu kilogram ada 80 biji rangginang. Sedangkan rangginang matang dijual per biji dengan harga Rp. 1.000,00.

Walau masih industri rumahan, namun pesanan yang datang ke Ibu Kokom mengalir terus.

Bukan hanya untuk kebutuhan rumah tangga, banyak juga perusahaan swasta atau kantor pemerintah yang memesan dalam jumlah besar.

Baca Juga: Gunakan Patung Ganesha Sebagai Properti, Blackpink Mendapat Kecaman

"Repot juga kalau banyak pesanan dalam waktu bersamaan. Tenaganya tidak mampu," kata Ibu Kokom.

Kecuali pesanan yang sudah rutin, bisa diantisipasi. Seperti pesanan dari polisi, itu sudah rutin.

"Demikian juga ada pesanan dari ibu-ibu arisan, waktunya sudah jelas. Jadi sampai saat ini belum ada rencana mengisi ke toko atau warung. Waktunya tidak ada," pungkus Ibu Kokom.***

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x