ZONA PRIANGAN - Risiko kematian yang dialami perempuan jika sering terbangun di malam hari dua kali lebih besar ketimbang pria.
Penelitian kematian akibat sering terbangun di malam hari dilakukan terhadap 8.000 responden baik perempuan maupun pria.
University of Adelaide, Australia yang melakukan penelitian itu menyimpulkan, sering terbangun di malam hari memicu penyakit kardiovaskular.
Baca Juga: Migrain dan Stroke Itu Gejalanya Hampir Mirip, Ini 4 Hal yang Harus Diketahui Sebagai Pembedanya
Baca Juga: Peringatan bagi Penggemar Gorengan, Mudah Stroke dan Terancam Gagal Jantung
Penyakit kardiovaskular lebih sering memicu kematian pada perempuan ketimbang pria.
Penyakit kardiovaskular merupakan istilah umum yang mencakup kondisi yang memengaruhi jantung atau pembuluh darah, seperti stroke atau serangan jantung.
Namun masalah terbangun di malam hari bisa diantisipasi dengan tidur menggunakan penyumbat telinga, mengobati masalah mendengkur dan menurunkan berat badan.
Baca Juga: Nissa Positif Hamil 4 Bulan, Berikan Suport Kepada Sabyan Gambus untuk Tidak Bubar
Baca Juga: Sipir Wanita Penjara Kelas C Melahirkan Anak dari Hubungan Gelap dengan Napi Perampokan di Ruang Gym
Terbangun dari tidur bisa disebabkan olehi kebisingan, rasa sakit, suhu, dan lampu.
Obstruksi pernapasan - gejala sleep apnea, yang menyebabkan mendengkur - juga dapat membuat seseorang menjadi terbangun.
Menurut penulis utama studi, profesor Mathias Baumert, sebenarnya wanita lebih jarang bangun di malam hari daripada pria.
Baca Juga: Bhutan Negara Unik, Melarang Warganya Miskin dan Pernah Menolak Kehadiran Internet
Baca Juga: Kasihan Ayam Kalkun, Sejumlah Negara Tidak Mau Mengakui Sebagai Tempat Kelahirannya
Namun, jika ada wanita yang sering terbangun malam hari, risiko kematiannya lebih besar, demikian dikutip zonapriangan.com dari The
Sun.
Perempuan yang sering terbangun di malam hari (6,5 persen dari tidur malamnya) memiliki risiko antara 60 dan 100 persen untuk meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Risiko itu dua kali lebih besar daripada perempuan yang bisa tidur dengan nyenyak.
Baca Juga: Malaysia Selalu Menyaingi Indonesia, Kecuali di Bulutangkis Mereka Berada di Belakang Indonesia
Baca Juga: 500 Peserta Pesta Panik Ketika Lantai Atas Gedung yang Digunakan Runtuh, Beberapa Orang Patah Kaki
Risiko kematian mereka akibat penyakit kardiovaskular adalah 12,8 persen dibandingkan 6,7 persen.
Ini bukan pertama kalinya penelitian mengaitkan kurang tidur dan peningkatan risiko kematian akibat kejadian kardiovaskular.
Prof Borja Ibáñez, direktur penelitian klinis di Centro Nacional de Investigaciones Cardiovasculares Carlos III, Madrid, mengatakan ada teori tentang mengapa tidur berdampak pada jantung.
Baca Juga: Pasangan Anda Selingkuh Bisa Dikenali dengan 3 Mimpi, Ini Penjelasannya
Baca Juga: 4 Cara Mendapatkan Mimpi Indah Selama Tidur, Nomor 1 Paling Gampang Dilakukan
Dia tidak terlibat dalam penelitian tersebut, tetapi berkomentar bahwa gangguan pada "jam tubuh", yang secara medis dinamai ritme sirkadian, dapat menyebabkan penumpukan lemak di arteri.
"Ini bisa menjelaskan risiko yang lebih tinggi dari masalah kardiovaskular pada mereka dengan kualitas tidur yang buruk," Prof Ibáñez.
Dia dan rekannya menulis: Studi ini memberikan bukti kuat yang mendukung pentingnya kualitas tidur untuk kesehatan jantung yang lebih baik.***