ZONA PRIANGAN - MSG (Monosodium Glutamat) sebagai bahan tambahan pangan aman dikonsumsi manusia.
Persatuan Pabrik Monosodium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia (P2MI) menyebut MSG sudah lolos regulasi tekait keamanan pangan.
Menurut Ketua P2MI, Doddy S. Widodo, MSG dimasukkan sebagai bahan tambahan pangan yang aman dikonsumsi dengan pemakaian secukupnya.
Baca Juga: Ini 7 Cara agar Otak, Jantung, Ginjal, Pankreas, Hati, Usus, dan Perut Tetap Sehat
"Penggunaan MSG secukupnya tidak menyebabkan dampak buruk/berbahaya lainnya bagi kesehatan manusia," tegas Doddy.
Doddy menambahkan, MSG sebagai bahan tambahan pangan juga sudah mendapat izin edar dari BPOM.
Beriku Doddy menjelaskan fakta ilmiah terkait MSG sebagai bahan tambahan pangan:
Baca Juga: Ini 10 Mata Uang yang Dianggap Lemah Terhadap Dolar Amerika, Rupiah Ada di Urutan Berapa Ya
1. Bahan Tambahan Pangan Penyedap Rasa (MSG) adalah terbuat dari tetes tebu bukan zat kimia (sintetik) atau zat aditif dan MSG dibuat melalui proses fermentasi.
2. Kandungan zat dalam Bahan Tambahan Pangan Penyedap Rasa (MSG) ada 3 yaitu: Asam Glutamat 78%, Natrium 12%, dan Air 10%.
Sebagai zat utama adalah Asam Glutamat yang merupakan Asam Amino yang tidak berbeda dengan Asam Glutamat yang terkandung dalam makanan sehari-hari seperti: tomat, susu, keju dsb.
Baca Juga: Duta Besar Israel Terancam Diusir, Parlemen Irlandia Sebut Tanah Palestina Dicaplok Secara Ilegal
3. Bahan Tambahan Pangan Penyedap Rasa (MSG) mudah larut dan dapat dimetabolisme dengan baik dalam tubuh.
4. Bahan Tambahan Pangan Penyedap Rasa (MSG) sudah diakui keamanannya oleh beberapa badan dunia yang berkompeten dalam bidang makanan.
Jaminan keamanan diberikan oleh JECFA (Terdiri dari FAO dan WHO), FDA dan juga oleh Kementerian Kesehatan serta Badan Pengawas Obat & Makanan Republik lndonesia (BPOM-RI).
Baca Juga: Giganotosaurus Hidup di Zaman Cretasius, Lebih Ganas Ketimbang T-Rex
5. Bahan Tambahan Pangan Penyedap Rasa (MSG) adalah salah satu bahan tambahan pangan penguat rasa yang paling aman.
Selain itu diizinkan untuk dikonsumsi berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 033 tahun 2072 dengan takaran penggunaan secukupnya.***