Jika suhu jatuh di bawah -60°C dan -70°C, mereka selalu berdiam diri di dalam bangunan.
“Angin yang kuat benar-benar menderak-derak bangunan dengan suaranya yang sangat keras,” ujarnya saat memfilmkan badai tersebut.
“Jendela benar-benar tertutup salju dan kami harus menggali sejumlah pintu luar saat salju berhenti turun dan keluar dengan bebas.”
Badai salju lain terjadi lagi kurang dari tiga hari kemudian, lebih mengguncang dengan kecepatan puncak 62 knot.
Badai salju bahkan bisa terjadi dalam periode senja kala, keadaan gelap selama enam bulan di Antartika.
Bagi Basis Scott, ini adalah ‘senja laut’, artinya matahari antara 6° dan 12° di bawah cakrawala.
Baca Juga: Misteri Keturunan Alien, Dua Bocah Berkulit Hijau Ditemukan di Desa Woolpit, Inggris
Sebagai hasilnya, Pulau Ross kini gelap sepanjang hari di tengah mulainya musim dingin.