Bidan Perangi Gizi Buruk: Upaya Sosialisasi Pencegahan dan Pengentasan Stunting di Wilayah Jawa Barat

- 24 Agustus 2023, 22:15 WIB
Bidan Desi Trisiani, S.Km, M.Kes (ketiga kiri) bersama dengan para pendukung yang memungkinkan acara 'Bidan Perangi Gizi Buruk' yang digelar pada Kamis, 24 Agustus 2023, berlangsung lancar dan sukses.*
Bidan Desi Trisiani, S.Km, M.Kes (ketiga kiri) bersama dengan para pendukung yang memungkinkan acara 'Bidan Perangi Gizi Buruk' yang digelar pada Kamis, 24 Agustus 2023, berlangsung lancar dan sukses.* /Dok. Ichwan

ZONA PRIANGAN - Setelah berhasil menurunkan prevalensi stunting sebesar 4,3 persen dari tahun 2021 ke 2022, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil optimis Jawa Barat bisa menjadi provinsi dengan zero stunting di tahun 2023.

"Harus 'zero stunting' dan sekarang Jawa Barat menuju 'zero stunting' setelah menjadi yang terbaik dalam penanganan penurunan stunting di Pulau Jawa," ungkap Ridwan Kamil, seperti dikutip ZonaPriangan dari sumber, Open Data Jabar.

Salah satu langkah yang diambil adalah melibatkan 1,5 juta kader Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang siap untuk mengakselerasi strategi konvergensi dalam penurunan angka stunting di Jawa Barat.

Baca Juga: Kemendikbudristek Selenggarakan Kampanye Sekolah Sehat, Edukasi Gizi dan PHBS di 50 SD di Jawa Barat.

Sejalan dengan hal tersebut, sebuah acara digelar di tempat Praktek Bidan Desi di bilangan Jalan Baturaden Raya No. 9, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Kamis, 24 Agustus 2023.

Acara intinya adalah Edukasi Bidan Sahabat Ibu dan Anak dengan tema: Bidan Perangi Gizi Buruk, Edukasi Pangan Rendah Gula, Garam, Lemak dan Peruntukan Kental Manis untuk Ciptakan Generasi Emas 2045.

 Peserta dan pembicara pada acara Edukasi Bidan Sahabat Ibu dan Anak dengan tema: Bidan Perangi Gizi Buruk, berkumpul bersama memperlihatkan kekompakan.*
Peserta dan pembicara pada acara Edukasi Bidan Sahabat Ibu dan Anak dengan tema: Bidan Perangi Gizi Buruk, berkumpul bersama memperlihatkan kekompakan.* Dok. Ichwan

"Ada 52 peserta mengikuti acara ini, sasaran utamanya adalah para remaja wanita yang berpotensi memilih menikah lebih cepat. Mereka mendapatkan edukasi tentang pemahaman tentang kesehatan ibu dan anak serta soal stunting terutama," kata Bidan Desi Trisiani, S.Km, M.Kes, selaku tuan rumah acara, sekaligus pengelola tempat Praktek Bidan Desi.

Baca Juga: Jabar Butuh Aksi Nyata Percepat Penurunan Stunting, IBI Jabar Ajak Bidan Perangi Gizi Buruk

Tempat praktek mandiri Bidan Desi, sejauh ini lebih dikenal dengan sebutan Mom and Baby Spa Bidan Desi, karena selain praktek bidan terdapat juga layanan holistik komplementer.

Acara bernuansa kesehatan ibu dan anak ini juga didukung oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jawa Barat, Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), UPT Puskesmas Cipamokolan (Bidan Amida), hingga para santri penghafal AlQuran dari Yayasan Maqdis.

Pemaparan materi disampaikan sendiri oleh Bd. Desi Trisiani, S.Km, M.Kes, yang juga salah seorang Pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jawa Barat.

Baca Juga: Gara-gara Rutin Konsumsi Mie Instan dan Kental Manis, Bocah 2 Tahun Asal Pandeglang Ini Kekurangan Gizi

Dari acara yang bersifat pendidikan kesehatan ini, diharapkan bisa menumbuhkan anak-anak dan perempuan Indonesia yang cerdas dan berbudi sehingga berdampak pada terwujudnya Generasi Indonesia Emas 2045.

"Termasuk di dalamnya adalah edukasi tentang 1.000 Hari Pertama Kehidupan atau HPK Manusia. Bukankah Agama menyebutkan soal perintah, bahwa ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna," jelas Bidan Desi.

Hak anak Usia emas atau the golden age adalah masa keemasan manusia. Usia ini merupakan periode yang amat penting bagi seorang anak.

Baca Juga: Sebabkan Stunting dan Gizi Buruk, YAICI dan IBI Jabar Edukasi Masyarakat tentang Bahaya Konsumsi Kental Manis

Pendidikan pada rentang usia tersebut sangat menentukan tahap perkembangan anak selanjutnya. Masa-masa emas tersebut berada dalam rentang antara usia 0 sampai 6 tahun.

"Jadi, Jangan salah memberikan jenis susu pada anak, beri ASI eksklusif bukan susu formula. ASI yang terbaik buat anak, sedangkan susu sapi baik untuk anak sapi," ungkap Bidan Desi, menambahkan.

Kegiatan pengabdian masyarakat yang dimotori oleh Bidan Desi Trisiani ini juga menjelaskan tentang pentingnya bagi para wanita remaja yang kelak jadi ibu, serta orang tua yang memiliki bayi balita dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang membutuhkan pengawasan.

Baca Juga: Lewat Aksi Bersama Cegah Stunting, Berpotensi Turunkan Kasus pada 8 Provinsi Percontohan di Indonesia

Ini erat kaitannya dengan faktor yang menyebabkan stunting, yaitu faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan kepada anaknya, seperti dikutip ZonaPriangan dari Open Data Jabar.

Pola asuh sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana anak sangat membutuhkan suplai makanan dan gizi dalam jumlah yang memadai.

Pola asuh orangtua merupakan salah satu masalah yang dapat mempengaruhi terjadinya stunting pada balita atau pola asuh orangtua yang kurang atau rendah memiliki peluang lebih besar anak terkena stunting dibandingkan orang tua dengan pola asuh baik.***

Editor: Didih Hudaya ZP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x