Rumor AMDK Galon Polikarbonat Sebabkan Berbagai Penyakit Kronis, Ini Penjelasan IDAI Semarang

- 19 September 2023, 06:37 WIB
Ilustrasi AMDK
Ilustrasi AMDK /Pixabay/Conger Design/

ZONA PRIANGAN -  Sekretaris Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Korwil Semarang dr. Setya Dipayana, Sp.A, yang sehari-harinya bekerja di RSUD Tugurejo Semarang menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada satupun data yang menunjukkan bahwa ada anak-anak yang sakit itu karena telah menggunakan air minum dalam kemasan galon polikarbonat. 

"Bahkan, pasien-pasien kronis pada anak seperti leukimia atau kanker darah dan diabetes pun tidak ada hubungannya sama sekali dengan air minum dalam kemasan galon polikarbonat ini," jelasnya.

Lebih lanjut dr.Setya menjelaskan, pada prinsipnya penyakit-penyakit yang sering terjadi pada anak-anak adalah penyakit musiman atau penyakit-penyakit akut yang maksimal satu minggu sudah membaik. 

Baca Juga: Mewaspadai Vibrio vulnificus: Kiat Aman Menyantap Seafood dan Mencegah Infeksi

“Tapi, untuk penyakit-penyakit kronis seperti kanker, diabetes, kelenjar prostat yang seringnya dialami oleh orang dewasa, itu jarang terjadi pada anak-anak,” ujarnya.

Kalaupun ada anak-anak yang mengalami penyakit diabetes, menurut dokter Setya, itu biasanya karena penyakit bawaan atau turunan. Sementara, kalau kanker pada anak seperti leukemia, itu penyebabnya masih diteliti hingga saat ini. “Jadi, tidak ada sama sekali saya temukan ada kaitannya dengan air minum kemasan galon (polikarbonat),” ungkapnya.

Begitu juga dengan penyakit gangguan tumbuh kembang anak yang berkaitan dengan kerusakan pada otak, menurut dokter Setya, itu bisa didapatkan anak dari gangguan di dalam kandungan atau juga gangguan pada saat kelahiran. Dia mengatakan pada pasien-pasien yang ada gangguan pada saat kelahiran seperti gangguan kekurangan oksigen, itu bisa menyebabkan terjadinya kerusakan otak. 

Baca Juga: Misteri Virus Nipah di Kerala: 2 Orang Meninggal, 2 Terinfeksi

“Sebab, otak kita jika kekurangan oksigen tujuh detik saja, itu bisa timbul kerusakan otak yang mendalam. Kerusakan otak kalau terjadi pada bayi itu hilangnya susah, itu masalahnya,” ucapnya. 

Halaman:

Editor: Yurri Erfansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x