Dokter Agnes Lantang Suarakan Nasib Ibu dan Anak, Perilaku dan Persepsi Masyarakat tentang ASI Perlu Dibenahi

- 24 Januari 2024, 14:08 WIB
Foto ilustrasi. ASI sudah pasti yang terbaik, dan merupakan zat gizi utama yang harus diberikan untuk anak pada masa awal kelahiran.
Foto ilustrasi. ASI sudah pasti yang terbaik, dan merupakan zat gizi utama yang harus diberikan untuk anak pada masa awal kelahiran. /Pixabay/Iuliia Bondarenko/

Contohnya, suami tidak mendampingi ibu sejak awal kehamilan sampai melahirkan, sehingga ibu merasa sendirian, atau bahkan ditinggal sendirian sehingga ibu stress dan ASI tidak keluar.  Mertua atau keluarga terdekat pun menuntut ibu harus sempurna atau terlalu banyak ikut campur sehingga membuat ibu tertekan.

Sering juga terjadi sindrom asi kurang, dimana ibu merasa ASInya kurang, lalu mertua atau orang tua langsung meminta untuk memberikan susu formula. Padahal sangat normal ASI di 3 hari pertama belum banyak keluar, lambung bayi pun masih sebesar bola kelereng. Selama tidak ada kondisi yang membahayakan bagi bayi seperti dehidrasi, hipoglikemia atau bayi kuning berlebihan, tidak perlu buru-buru diberi susu formula.

Baca Juga: Ada Teori Mengerikan di Balik Karakter Winnie-The-Pooh

Situasi ibu bekerja juga menjadi penyebab pemberian ASI tidak optimal, terutama pada perempuan yang bekerja di sektor tenaga produksi atau buruh pabrik. Meski sudah ada peraturan bahwa semua anak berhak mendapatkan ASI ekslusif dan perusahaan wajib memberikan cuti selama 3 bulan bagi ibu menyusui, kenyataannya, masih banyak perusahaan dan pabrik yang mengabaikan. Karena itu, dr Agnes  berharap pemerintah bisa lebih tegas dalam menegakkan aturan yang sudah di buat demi masa depan ibu dan anak yang lebih baik. 

“Pada kenyataannya di lapangan sering sekali terjadi ibu-ibu ini hanya diberikan cuti 1 bulan, nah ini sebetulnya balik lagi  ke pemerintah sih ya. Jadi kita juga tidak bisa terlalu berbuat banyak untuk masyarakat jika undang-undang yang sudah ada itu dilanggar terus. Harusnya sih pemerintahnya juga tegas, dan memberikan sangsi bagi perusahaan yang mempersulit ibu menyusui di tempat kerja,” jelas Agnes.

Selain dikenal sebagai dokter spesialis anak, dr. Agnes Tri Harjaningrum, MSc., Sp.A juga dikenal sebagai health content creator di beberapa kanal sosial media seperti youtube dan Instagram. Memakai nama pengguna @MeetdrAgnes dr Agnes juga dikenal cukup aktif bersuara mengenai isu kesehatan, nutrisi anak dan kesejahteraan Ibu. Selain itu, dikanal youtubenya, dr Agnes dikenal juga sering memberikan tips and trick terkait kesehatan anak.***

Halaman:

Editor: Yurri Erfansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x