ZONA PRIANGAN - Menghadapi kekuatan NATO, Rusia meningkatkan kerja sama militer dengan Beijing.
Seorang peneliti di Henry Jackson Society, Isabel Sawkins mengatakan, bergabungnya Rusia dan China bisa menjadi bencana besar bagi NATO.
Rusia belakangan khawatir dengan aksi militer Amerika Serikat (AS) yang menerbangkankan pesawat pembom di dekat perbatasan.
Melihat ancaman dari Washington itu, pilihan Rusia di antaranya menarik kekuatan China untuk melawan NATO.
"Gabungan kekuatan Rusia dan China itu bisa mematikan bagi Barat," ujar Isabel Sawkins kepada The Sun Online.
Di sisi lain, kekuatan militer Rusia pun makin menakutkan, seiring rencana produksi massal rudal hipersonik Zirkon.
Baca Juga: Ngeri, Rudal China Dong Feng 17 Mampu Menghantam Setiap Sudut Bumi, AS Sulit Membendung
Keunggulan Zirkon mampu membawa hulu ledak konvensional atau nuklir dengan kecepatan 6670mph dan itu sulit dicegat.
Presiden Rusia, Vladimir Putin sudah memberikan lampu hijau untuk produksi skala penuh Zirkon di pabrik rahasia di dekat Moskow.
Rudal hipersonik Zirkon sudah menjalani uji coba yang berhasil dari kapal fregat di Laut Putih.
Baca Juga: Suami Ingin Hidup Kaya Raya, Pilih Enam Weton Perempuan Ini
Saat uji coba dari kapal selam pun, rudal Zirkon tidak menghadapi kendala saat ditembakkan.
Vladimir Putin telah memerintahkan rudal Zirkon untuk dikerahkan tahun depan oleh Angkatan Laut Rusia.
Putin optimistis, rudal Zirkon benar-benar tidak tertandingi di dunia, termasuk untuk menyerang kekuatan Barat.***