Rusia Kembali Gunakan Senjata Termobarik TOS-1A, Kini Kota Mariupol Mirip Gurun Semua Bangunan Hancur

22 Maret 2022, 05:43 WIB
Rusia kembali gunakan senjata termobarik.* /The Sun/

ZONA PRIANGAN - Ukraina enggan menyerahkan Mariupol membuat serangan pasukan Vladimir Putin makin menggila.

Dari rekaman video yang dibagikan, tentara Rusia meluncurkan bom vakum secara membabi buta, membuat warga sipil Mariupol ketakutan.

Tapi, sebagian warga lainnya secara berani terus melakukan perlawanan terhadap pasukan Kremlin.

Baca Juga: Tempat Persembunyian Tentara Inggris di Rivne Ukraina Dihantam Rudal Rusia, Moskow Klaim 80 Orang Tewas

Senjata perang andalan Rusia, TOS-1A kembali difungsikan dengan beberapa kali menembakkan salvo roket ke arah kota.

Dampaknya terjadi beberapa ledakan dan memicu kobaran api di pusat Kota Mariupol. Kini kota tersebut mirip gurun karena semua bangunan rata dengan tanah.

TOS-1A merupakan senjata termobarik destruktif Rusia yang mampu meledakkan paru-paru korban dilaporkan telah digunakan dalam invasi Putin ke Ukraina.

Baca Juga: Vladimir Putin Kembali Dapat Pukulan, Batalyon Kastus Kalinovsky Belarus Justru Membela Ukraina

Awal bulan ini Kementerian Pertahanan Inggris mengkonfirmasi bahwa sistem senjata TOS-1A telah dikerahkan.

Senjata bencana adalah salah satu senjata non-nuklir paling kuat yang pernah dikembangkan. TOS-1A menggunakan oksigen dari udara sekitarnya untuk menghasilkan ledakan suhu tinggi.

Gelombang ledakan yang dihasilkan secara signifikan lebih lama daripada bahan peledak yang biasanya terkondensasi.

Baca Juga: Gegara Perang Rusia Lawan Ukraina, Stok Indomie di Pasaran Kota Medan Mulai Berkurang

Video tersebut mengikuti penolakan Ukraina untuk menyerah, menolak ultimatum mengerikan Rusia di Mariupol.

Rusia berjanji untuk membuat dua koridor kemanusiaan jika pasukan menyerahkan kota utama dan tentara berhenti berperang.

Tetapi Wakil Perdana Menteri Ukraina, Irina Vereshchuk menolak permintaan tersebut, menurut laporan yang dikutip The Sun.

Baca Juga: Bom Rusia Meledak di Supermarket Retroville Kiev, Sejumlah Warga Tertimbun Puing-puing Bangunan

Irina Vereshchuk membalas penindas Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev yang mengatakan mereka yang akan mematuhi tenggat waktu pukul 5 pagi waktu Moskow pagi ini "dijamin keluar dengan aman."

Kepala Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia menuntut tanggapan tertulis dari Kiev terkait tawarannya.

Namun, Irina Vereshchuk mengatakan kepada outlet berita Pravda Ukraina: "Tidak ada pembicaraan tentang penyerahan diri, peletakan senjata."

Baca Juga: Sebagian Besar Pria Rusia, Termasuk Vladimir Putin Ingin Seperti James Bond, Ini Alasannya

"Kami telah memberi tahu pihak Rusia tentang hal ini. Saya menulis: 'Daripada membuang-buang waktu untuk membaca delapan halaman surat, buka saja koridornya'."***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler