ZONA PRIANGAN - Tentara dan warga sipil Ukraina yang bertahan di pabrik baja Azovstal, Mariupol tetap menolak untuk menyerah.
Namun mereka terancam kelaparan karena tidak ada pasokan makanan dan air di wilayah yang terkepung pasukan Vladimir Putin.
Kegigihan tentara Ukraina mengingatkan perjuangan yang mirip dilakukan oleh "300 Spartan" Yunani yang dikepung pasukan Persia.
Baca Juga: Brigade Reaksi Cepat ke-4 Ukraina Hancurkan Tank Rusia dengan Granat Berpeluncur Roket
Kolumnis Bloomberg Andreas Kluth menggambarkan peristiwa di Mariupol seperti pertempuran Thermopylae, Yunani.
Dalam pertempuran tersebut, "300 Spartan" memilih bertahan dan membuat upaya Persia gagal untuk menaklukkan Yunani pada 480 SM.
Andreas Kluth menulis: "Sebuah kekuatan kecil yang berpusat di sekitar 300 Spartan menahan celah selama tiga hari sampai mereka dikhianati dan dikepung."
"Semua tewas. Tapi mereka telah memperlambat serangan Persia. Tahun berikutnya, orang-orang Yunani memenangkan perang."
Kluth melanjutkan: "Ukraina di Azovstal berjuang untuk satu sama lain, untuk negara mereka, dan untuk sejarah."
"Mungkin, seperti samurai pemberontak dan banyak lainnya sebelumnya, mereka juga bertarung hanya karena takdir menempatkan mereka di tempat tertentu pada waktu tertentu, dan mereka mendengar panggilan untuk mengambil posisi terakhir mereka."
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia mendesak tentara Ukraina menghentikan semua permusuhan dan mengibarkan bendera putih di sepanjang perimeter pabrik baja Azovstal.
Dikutip The Sun, Moskow kembali meminta para pemimpin Ukraina untuk memberikan perintah kepada para pejuangnya menghentikan perlawanan yang tidak masuk akal.
Mariupol sekarang hampir seluruhnya dikendalikan oleh pasukan Kremlin, dengan Azovstal tetap menjadi kantong perlawanan terakhir.***