ZONA PRIANGAN - Pasukan pemburu Chechen dari Chechnya mulai berubah fungsi setelah invasi Rusia di Ukraina memasuki bulan ketiga.
Semula pasukan yang dipimpin Ramzan Kadyrov difungsikan sebagai pasukan pemburu untuk membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Namun sepak terjang mereka dengan mudah dieliminasi. Misi mereka sering dibocorkan oleh agen Rusia yang tidak menginginkan invasi.
Baca Juga: Rusia Makin Kesal, Siap Gunakan Satu Rudal Setan-2 untuk Melenyapkan Area Seluas Inggris
Dalam perjalanannya, pasukan Chechen justru difungsikan sebagai Batalyonn Kriminal. Di antara aksinya, memperkosa dan membunuh warga sipil.
Mark Voyger, pakar di Program Pertahanan dan Keamanan Transatlantik di Pusat Analisis Eropa, mengatakan kepada Express.co.uk: " Vladimir Putin melebih-lebihkan kemampuan pasukan Chechen."
"Mereka cuma terlihat seperti kekuatan brutal abad pertengahan ini. Misi utamanya gagal," ujar Mark Voyger.
Baca Juga: Mata-mata Amerika Serikat Terlibat dalam Pembunuhan Jenderal dan Perwira Rusia Selama Perang Ukraina
Menurut Mark Voyger, Ramzan Kadyrov tidak punya strategi kecuali merekam anak buahnya memainkan senjata AK.
Secara keseluruhan, pasukan Chechnya yang diandalkan Kremlin di perang Ukraina tidak memberikan hasil yang mengesankan.
Tentara Ukraina justru menghancurkan orang-orang Chechen yang maju ke Kiev dan membunuh salah satu komandan berpangkat tinggi mereka.
Pada bulan Maret, Putin dilaporkan mengirim regu pembunuh elit Chechnya untuk membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Oleksiy Danilov mengatakan para pejabat diberi tahu bahwa pasukan pasukan khusus telah dikerahkan oleh Kadyrov.
Dia berkata: “Kami sudah mengetahui operasi khusus yang akan dilakukan oleh unit pasukan Kadyrov."
“Kami menerima informasi dari perwakilan Dinas Keamanan Federal Rusia yang tidak ingin ambil bagian dalam perang berdarah ini."
“Unit pasukan Kadyrov, yang datang untuk membunuh Presiden kita, dieliminasi. Misi mereka gagal total,” tambahnya.
Kini pasukan Chechen berubah fungsi lagi, dari Batalyon Pemburu, Batalyon Kriminal, dan menjadi Batalyon Hukuman.
Tugasnya mengawasi tentara Rusia yang membelot atau desersi. Tentara Rusia yang enggan maju perang, bisa jadi bidikan pasukan Chechen.
Voyger mengungkapkan: "Pasukan Chechen bertugas 'mencambuk' tentara baru atau yang tidak mau ke dalam serangan frontal terhadap pasukan Ukraina."
Selama Perang Dunia Kedua, batalyon hukuman sering terdiri dari pejuang yang tidak berbahasa Rusia dari timur jauh, seperti orang Mongolia, yang akan menembak tentara Rusia di depan jika mereka mencoba membelot.
Para prajurit Chechnya dilaporkan telah mengadopsi peran "jahat" ini dalam perang melawan Ukraina.
Anak buah Kadyrov memiliki sedikit teman di tentara Rusia, di mana kebencian yang tersisa dari perang berdarah di Chechnya pada 1990-an masih tinggi.
Jadi permusuhan di antara tentara Rusia dan pasukan Chechen tetap seperti api dalam sekam. Itu terjadi sejak pasukan Moskow menginvasi Chechnya.***