ZONA PRIANGAN - Tidak mau kalah dengan China, militer Taiwan melakukan latihan perang tembakan langsung di Provinsi Pingtung.
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Taiwan mengungkapkan, latihan perang itu sebagai upaya bela diri bukan tindakkan provokasi.
“Kami siap menjaga keamanan negara kami. Kami berdiri di garis depan untuk melindungi negara kami dari ancaman apa pun," kata Kemenhan Taiwan.
Baca Juga: Taiwan Simulasikan Pertahanan untuk Menghadapi Invasi China, Serangan Dunia Maya Melanda Taipei
"Kami tidak mencari eskalasi atau menghasut perselisihan. Mempertahankan status quo adalah misi khidmat kami," tutur Kemenhan Taiwan melalui rekaman latihan militer.
"Mempertahankan garis tengah, menjaga laut dan kedaulatan kami, kami tidak pernah menyerah pada tantangan," video tersebut menyimpulkan.
Video itu memperlihatkan Taiwan telah mengerahkan jet tempur untuk melindungi wilayahnya setelah China menerbangkan lebih dari 30 pesawat tempur untuk mendengungkan pulau itu.
Baca Juga: China Fokus Pada Operasi Serangan Amfibi ke Taiwan, Latihan Perang Kerahkan Kekuatan Laut dan Udara
Jet tempur Taiwan memantau situasi dan mengerahkan kapal Angkatan Laut, dan menyiagakan sistem rudal daratnya sendiri, lapor The Sun.
Sebelumnya, TV pemerintah China menunjukkan rudal diluncurkan oleh jet tempur di tengah penerbangan sebagai bagian dari operasi militer gabungan di perairan sekitar Taiwan.
Sebuah sumber mengklaim kapal Angkatan Laut China aktif di lepas pantai timur dan barat Taiwan, sementara jet tempur juga terbang dekat dengan titik tengah garis lurus Taiwan.
China telah membagikan rekaman tentang peluncuran rudal Komando Teater Timur dan lepas landas jet militer dan pengisian bahan bakar di udara, serta kapal angkatan laut yang disebut latihan di sekitar Taiwan.
Video - dibagikan oleh penyiar CCTV negara - juga termasuk animasi buatan komputer dari rudal China yang mendarat di empat zona berbeda di perairan sekitar pulau itu.
Kapal perang AS sedang dikerahkan ke wilayah tersebut, USNI melaporkan, meningkatkan kekhawatiran akan konflik internasional yang lebih luas.
"Kami akan terus mendukung sekutu dan mitra kami," kata Wakil Menteri Pertahanan AS untuk kebijakan, Colin Kahl.
“Ketika China mencoba untuk mengurangi status quo, kebijakan kami adalah mempertahankan status quo dengan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka yang menurut saya lebih disukai sebagian besar negara di kawasan ini,” ujar Colin Kahl.***