Georgia Pertimbangkan Melawan Rusia Lagi untuk Merebut Wilayah Abkhazia dan Ossetia Selatan

14 September 2022, 10:56 WIB
Prajurit dari Angkatan Darat AS, Georgia, dan Bulgaria ambil bagian dalam latihan militer 'Balkan Sentinel 21' di tempat pelatihan Novo Selo, Bulgaria, 31 Mei 2021.* /Reuters /Spasiyana Sergieva

ZONA PRIANGAN - Beberapa pejabat Ukraina mengajak para pejabat Georgia untuk kembali melawan Rusia dan membuka perang kedua.

Seperti diketahui, Rusia dan Georgia sempat bentrok dan berakhir dengan beberapa wilayah Georgia jatuh dalam kekuasaan Moskow.

Dikutip rt.com, Irakli Kobakhidze dari Partai Mimpi Georgia mengatakan, sedang mempertimbakan apakah perlu melawan Rusia lagi.

Baca Juga: Pasukan Vladimir Putin Bunuh 800 Pejuang Kiev dan Tentara Bayaran Ukraina di Pertempuran SlavyanskBaca Juga: Pasukan Vladimir Putin Bunuh 800 Pejuang Kiev dan Tentara Bayaran Ukraina di Pertempuran Slavyansk

Namun, sebelum perang melawan Rusia perlu diadakan referendum, untuk memastikan seluruh warga Georgia mendukungnya.

Irakli Kobakhidze mengakui beberapa pejabat Ukraina dalam beberapa bulan terakhir, telah meminta Tbilisi untuk bergabung dalam perjuangannya melawan Rusia.

“Kami dapat mengadakan referendum, plebisit tentang apakah orang ingin membuka front kedua [melawan Rusia] di Georgia atau tidak,” kata Kobakhidze, menurut berita Georgia Channel 1.

Baca Juga: Pasukan Vladimir Putin Bantai 140 Tentara Batalyon Elit Ukraina, Puluhan Pejuang Kraken Turut Tewas

Dia mengatakan Georgia harus "membuat keputusan" sendiri apakah mereka setuju dengan pejabat di Kiev atau pemerintah mereka sendiri, yang menentang langkah tersebut.

“Jika orang menginginkannya, kita bisa membahasnya bersama nanti,” kata politisi itu, tanpa memberikan garis waktu kapan referendum semacam itu mungkin terjadi.

Pada hari Senin, anggota parlemen Ukraina, Fedor Venislavsky mengatakan kepada Channel 1 bahwa Tbilisi memiliki kesempatan unik untuk merebut kembali wilayah Abkhazia dan Ossetia Selatan, yang dianggap sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.

Baca Juga: Rusia Pernah Kalah Perang Melawan Chechnya tapi Tahun 1999 Pasukan Vladimir Putin Membantai Prajurit Chechen

Kedua wilayah tersebut mendeklarasikan kemerdekaan mereka dari Georgia pada 2008 menyusul konflik militer singkat antara Moskow dan Tbilisi.

Konflik itu dipicu oleh pasukan Tbilisi yang menembaki wilayah itu, tempat pasukan Vladimir Putin bertindah sebagai penjaga perdamaian.

Ossetia Selatan mengumumkan rencana untuk bersatu dengan Rusia pada Maret tahun ini, tetapi dengan Moskow sekarang berfokus pada konflik dengan Kiev, Tbilisi dapat mencoba untuk mendapatkan kembali kedua republik yang memisahkan diri itu, kata Venislavsky.

Baca Juga: Bentrok Lagi, Prajurit Chechnya Lawan Pasukan Buryatia Rusia Rebutan Rampasan Perang di Vasylivka

Komentar serupa dibuat pada bulan Agustus oleh kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Aleksey Danilov, yang mengatakan kepada Channel 24 Ukraina bahwa Georgia harus “merebut kembali” wilayah tersebut.

Kata-kata Danilov memicu serangkaian kritik dari oposisi Georgia pada saat itu, dengan beberapa mencap gagasan Georgia bergabung dalam konflik sebagai "tidak relevan" dan "tidak pantas".***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: RT.com

Tags

Terkini

Terpopuler