Kondisi Bucha Terkini: 'Luka yang Masih Membekas', Meskipun Kota Tersebut Telah Diremajakan

31 Maret 2023, 05:42 WIB
Kuburan orang-orang tak dikenal yang dibunuh oleh tentara Rusia selama pendudukan kota Bucha, terlihat di pemakaman kota tersebut, sebelum peringatan satu tahun pembebasan kota tersebut, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di kota Bucha, di luar Kyiv, Ukraina, 30 Maret 2023. /REUTERS/Gleb Garanich

ZONA PRIANGAN - Berjalan-jalan di bawah langit biru yang damai, Kateryna Kosych, 71 tahun, tak dapat menahan diri untuk tak mengingat bagaimana pasukan Rusia membunuh dan menjarah setelah menduduki kotanya yang menawan selama satu bulan pada tahun lalu.

Di antara para korban di Bucha adalah menantunya yang berusia 47 tahun - sebuah luka yang masih membekas meski kota itu telah diremajakan sejak pembebasannya satu tahun yang lalu, pada hari Jumat.

"Dan ini tidak akan segera sembuh," kata Kosych, ketika brigade pembersih jalan dengan cepat menyapu trotoar di dekatnya, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

Baca Juga: Pejabat Ukraina dan Barat: Kekuatan Serangan Rusia akan Segera Habis

Pinggiran kota yang rindang di ibu kota Ukraina, Kyiv, menjadi identik dengan kebrutalan Rusia setelah penarikan mundur militer Maret lalu mengungkapkan jalan-jalan yang hancur dan penuh dengan mayat-mayat warga sipil.

Pihak berwenang Ukraina menyebutkan bahwa jumlah korban tewas dari kalangan sipil di daerah-daerah di wilayah Kyiv yang dibebaskan dari pasukan Rusia mencapai 1.137 orang, termasuk 461 orang yang terbunuh di Bucha.

Para penyelidik internasional sedang mengumpulkan bukti di Bucha dan di tempat-tempat lain di mana Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia melakukan kekejaman yang meluas dalam invasi mereka yang dimulai pada 24 Februari 2022. Moskow membantah tuduhan tersebut.

Baca Juga: Serangan Rusia Mulai Melemah, Tapi Belum Ada Tanda-tanda Ukraina akan Melancarkan Serangan Balasan

Pasukan Rusia menghentikan serangan mereka di Kyiv sebulan setelah perang, menarik diri dari Bucha di utara dan daerah lainnya. Pertempuran berkecamuk di timur dan selatan.

Hari ini Bucha penuh dengan kehidupan. Keluarga-keluarga muda berseliweran di jalan-jalan pusat kota dan suara-suara konstruksi terdengar di udara musim semi yang segar.

Pada suatu sore baru-baru ini, traktor-traktor melintas di Jalan Vokzalna, tempat proyek rekonstruksi yang didanai secara internasional bertujuan untuk menghapus jejak-jejak perang.

Baca Juga: Ukraina Menggempur Kota yang Dikuasai Rusia Jauh di Belakang Garis Depan

Wali Kota Anatoliy Fedoruk, yang mengibaratkan pembangunan kembali seperti sarang semut yang ramai, mengatakan bahwa warga sangat ingin menutup babak yang sangat menyakitkan.

"Ini adalah keinginan yang luar biasa untuk tidak ada lagi yang secara visual mengingatkan kita akan apa yang telah dilakukan dan ditinggalkan oleh Rusia," katanya kepada Reuters.

"Itu ada di hati, jiwa, dan pikiran setiap penduduk Bucha," tambahnya.

Baca Juga: Pangeran Harry dari Inggris Mengatakan Bahwa Jurnalis Tabloid Adalah 'Penjahat'

Namun, bekas-bekas perang masih terlihat di seluruh kota, di mana beberapa gedung bertingkat masih terlihat hancur dan tempat rongsokan yang penuh dengan mobil dan kendaraan militer yang hancur selama pertempuran tahun lalu.

Pagar-pagar di sepanjang Jalan Yablunska, tempat puluhan warga terbunuh, masih penuh dengan lubang-lubang peluru.

Sementara itu, rudal dan pesawat tak berawak Rusia mengancam di langit di atas kota - termasuk dalam serangan baru-baru ini yang disaksikan oleh Daria Yesypchuk, 29 tahun, bersama keluarganya.

Baca Juga: Rusia Menembakkan Rudal Supersonik ke Target Latihan di Laut Jepang

"Kami mendengar semuanya," katanya tentang serangan pesawat tak berawak semalam.

"Suami saya bahkan melihat bagaimana mereka menembak jatuh pesawat-pesawat itu".

Presiden Volodymyr Zelenskiy pada hari Kamis menyebut pembebasan Bucha dan kota-kota lain di sekitar Kyiv sebagai "simbol bahwa Ukraina akan mampu memenangkan perang ini".

Namun, meski sebagian besar warga Bucha yakin akan kemenangan, kata Andriy Holovin, seorang pastor di sebuah paroki Ortodoks Ukraina, luka emosional yang ditimbulkannya akan membutuhkan waktu lama untuk sembuh.

"Kita harus memahami bahwa membangun kembali tembok itu mudah, tetapi jauh lebih sulit untuk membangun kembali jiwa yang terluka," katanya.***

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler