NIH mengatakan ada tiga kematian dalam kelompok vaksin secara keseluruhan, tetapi tidak ada yang dipastikan berasal dari virus. Dibandingkan dengan 16 kematian secara keseluruhan di kelompok plasebo.
Baca Juga: 21 Tokoh di Jabar Tunda Suntik Vaksin Covid-19, Ada Apa Ya?
Tidak seperti vaksin Pfizer dan Moderna, vaksin J&J tidak memerlukan suntikan kedua, sepekan setelah suntikan pertama atau harus dibekukan, menjadikannya kandidat kuat untuk digunakan di belahan dunia, yang menjadi masalah adalah soal transportasi dan penyimpanan dalam suhu dingin.
Beberapa penelitian telah muncul bulan ini yang menunjukkan bahwa varian Afrika Selatan telah bermutasi di area virus yang merupakan target utama vaksin, mengurangi kemanjurannya.
"Apa yang kami pelajari adalah ada kemanjuran yang berbeda di berbagai belahan dunia," kata Stoffels kepada Reuters.
Baca Juga: Selama Pandemi Covid-19, Slank Tak Mau Ketinggalan Ciptakan Vaksin
Dalam sub-studi terhadap 6.000 sukarelawan di Afrika Selatan, Stoffels mengatakan, vaksin J&J 89 persen efektif dalam mencegah penyakit parah.
Saat ujicoba di Afrika Selatan, 95 persen kasus adalah infeksi dengan varian Afrika Selatan.
"Saya kewalahan dengan kenyataan bahwa vaksin ini melindungi dari penyakit parah bahkan di Afrika Selatan," kata Glenda Gray, ketua peneliti gabungan dari uji coba vaksin Afrika Selatan.
Baca Juga: Cek Fakta: Usai Disuntik Vaksin Covid-19, Prajurit TNI Ini Langsung Meninggal Dunia