Pemukim Ilegal Israel Makin Gencar Menyerang Warga Palestina, Sehari Bisa Tiga Kali

- 19 Maret 2021, 23:04 WIB
Pemukim ilegal Israel melemparkan batu ke warga Palestina di Desa Safa, Tepi Barat yang diduduki pada bulan April 2009.*
Pemukim ilegal Israel melemparkan batu ke warga Palestina di Desa Safa, Tepi Barat yang diduduki pada bulan April 2009.* /Aljazeera /Abed al-Hashlamoun

ZONA PRIANGAN - Serangan pemukim ilegal Israel terhadap penduduk Palestina jumlahnya meningkat, bisa mencapai 3 aksi setiap hari.

Terakhir warga Palestina yang menjadi korban serangan pemukim ilegal Israel, yakni keluarga Saeed Alyan Awad.

Pemukim ilegal Israel menghancurkan mobil Saeed Alyan Awad. Kepala Saeed berdarah, gigi rahangnya patah.

Baca Juga: Usia 45 Tahun ke Atas saat Berada di Kamar Mandi Pintunya Jangan Dikunci, Ini Penjelasannya

Baca Juga: Sanggup Mengucapkan Bacaan Ini Sebanyak 300 Kali, Terhapus Semua Dosa Baik Kecil Maupun Besar

Sementara istri Saeed mengalami luka yang serius di kakinya. Keluarga Saeed kemudian ditolong tentara Israel yang berada di lokasi.

Namun para pemukim ilegal Israel yang melakukan serangan dibiarkan berlalu tanpa ditangkap.

Para pemukim ilegal Israel ketika melakukan serangan ke warga Palestina sering kali menggunakan pipa besi. Satu kelompok ada 10 orang.

Baca Juga: Banyak Makan Gorengan, Dalam Tiga Bulan Berat Badan Heni Naik 70 Kg

Baca Juga: Ingin Terhindar Api Neraka, Ucapkan Bacaan Istigfar Ini Sebanyak 70 Kali Selama Bulan Rajab

Ketika diserang oleh pemukim ilegal Yahudi, keluarga Saeed dalam perjalan menuju tanah milik mereka dekat pemukiman ilegal Mitzpe Yair.

Tanah Saeed terletak di timur kota Yatta, selatan Hebron, dan keluarga pergi ke sana setiap Sabtu.

"Serangan terhadap keluarga saya berlangsung sekitar tujuh menit," kata Saeed (49 tahun), kepada Al Jazeera.

Baca Juga: Saat Telanjang, Cewek Ini Tidak Membutuhkan Baju, Cukup Menutup Tubuh dengan Rambut Panjangnya

Baca Juga: Kawanan Kambing Menguasai Kota, Warga Tidak Bisa Mengusir Terkendala Lockdown

“Wajah saya berdarah dan saya kehilangan kesadaran selama beberapa menit. Saya menjalani operasi untuk memasang kembali rahang kiri saya dan menyembuhkan luka di wajah saya," tuturnya.

"Tentara seharusnya menangkap para pemukim tapi ternyata tidak, meskipun sudah pasti mereka menyerang dan mencoba membunuh saya," kata Saeed.

Meskipun dia mengajukan pengaduan ke kantor polisi Israel di pemukiman Kiryat Arba'a pada hari Rabu, dia mengatakan tidak mengharapkan keadilan.

Baca Juga: Ini 7 Cara agar Otak, Jantung, Ginjal, Pankreas, Hati, Usus, dan Perut Tetap Sehat

Baca Juga: Waspada Terhadap 6 Perubahan Kuku Ini, Berarti Nyeri Sendi Psoriatis Sudah Menyerang

Itu adalah yang terbaru dari serangkaian serangan yang meningkat terhadap orang-orang Palestina oleh geng-geng pemukim Israel yang berkeliaran di Tepi Barat yang diduduki.

Menurut kelompok hak asasi manusia Israel B’Tselem, 94 serangan kekerasan terjadi terhadap warga sipil Palestina antara 21 Desember 2020 hingga 13 Maret 2021.

Kelompok itu menuduh pasukan keamanan Israel gagal menghentikan serangan.

Baca Juga: Cina Ingin Mengatur Cuaca Dunia, Kini Giliran Korea Selatan Ciptakan Matahari Buatan

Baca Juga: Cina Ingin Menguasai Dunia dengan Menciptakan Tentara Super Setangguh Captain America

Disebutkan polisi Israel secara rutin menutup pengaduan kriminal yang diajukan oleh para korban tanpa ada yang dituntut.

Eskalasi kekerasan terhadap warga Palestina tampaknya dipicu setelah kematian Ahuvia Sandak (16 tahun) dari pemukiman Bayt Hayen di Tepi Barat selatan.

Dia meninggal ketika mobil yang dia tumpangi bersama empat orang Israel lainnya terbalik saat melarikan diri dari polisi Israel di timur Ramallah.

Baca Juga: Tianwen-1 Mengorbit di Mars, Teknologi China Disiapkan untuk Menguasai Dunia dan Luar Angkasa

Baca Juga: Bayangan Hantu Terekam CCTV, Paranormal: Anggota Keluarga yang Meninggal Ingin Mampir

Para pemukim itu dikejar setelah petugas yang menyamar melihat mereka melemparkan batu ke kendaraan Palestina pada 21 Desember.

Menurut media Israel, Sandak termasuk dalam kelompok yang dikenal sebagai "Pemuda Puncak Bukit", yang dituduh menyerang warga Palestina dan harta benda mereka.

“Sejak kematian Sandak, serangan kekerasan pemukim terhadap warga Palestina terus berlanjut setiap hari,” kata Ghassan Daghlas, seorang pejabat Palestina yang mengawasi permukiman di Provinsi Nablus.

Baca Juga: UFO Kembali Muncul, Nyaris Menabrak Pesawat American Airlines, Pilot Sempat Panik

Baca Juga: Kejadian Aneh, Kolam Air Mendidih Tiba-tiba Muncul di Jalan, Seorang Siswi Terbakar

Dia mengatakan para pemukim juga telah memaksa penutupan jalan utama di kota Nablus, Tulkarem, dan Jenin, Tepi Barat.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x