Selama bertahun-tahun, pabrik tersebut mengalami masalah.
Juli lalu, pembangkit listrik itu mengalami kebakaran, diklaim oleh pemerintah Iran sebagai upaya untuk menyabotase program nuklirnya.
Pada 2010 sistem komputernya diserang oleh virus Stuxnet, diyakini telah direkayasa oleh Amerika Serikat dan Israel.
Baca Juga: Israel Serang Kapal Kargo Iran di Laut Merah
Iran mengumumkan telah mulai memperkaya uranium di situs tersebut pada Jumat, 9 April 2021 yang melanggar Kesepakatan Nuklir Iran yang ditandatangani pada 2015.
Tetapi Donald Trump meninggalkan kesepakatan itu selama masa kepresidenannya pada 2018, memberlakukan kembali sanksi terhadap republik Islam itu dan memberikan sanksi baru terhadap Iran.
Ini membuat Iran merespons dengan melanggar batasan perjanjian karena ketegangan meningkat antar negara, menyebabkan hubungan yang membeku.
Baca Juga: Jet Tempur Rusia Mencegat Pesawat Mata-Mata AS Saat Meningkatnya Kekhawatiran Atas Perang Ukraina
Di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden, pembicaraan telah dilanjutkan di Wina untuk menyelamatkan kesepakatan dan membangun kembali jembatan antara Amerika Serikat dan Iran.
Presiden Hassan Rouhani menekankan Iran berkomitmen untuk menghentikan pertumbuhan dan mengurangi persediaan senjata nuklir sambil mengawasi peluncuran sentrifugal di pabrik Natanz, menandai Hari Teknologi Nuklir Nasional Iran.***