Akibat Ledakan Virus Corona, Mesir Berduka karena Harus Kehilangan 35 Dokter dalam 2 Minggu

- 20 Mei 2021, 15:12 WIB
Foto ilustrasi, tim medis berupaya membebaskan dunia dari virus corona. Mesir harus kehilangan 35 dokter dalam 2 minggu karena virus corona.
Foto ilustrasi, tim medis berupaya membebaskan dunia dari virus corona. Mesir harus kehilangan 35 dokter dalam 2 minggu karena virus corona. /Pixabay / Ajay kumar Singh

ZONA PRIANGAN - Pejuang kesehatan di garis depan, yakni di Mesir dalam dua minggu telah kehilangan 35 dokter, menurut data yang diterbitkan oleh serikat medis di negara tersebut.

Kemarin, sindikat tersebut mengumumkan bahwa dokter kulit Dr Wasfi Shahdi Pham Ghabbour meninggal dalam upaya isolasi di Rumah Sakit Sadr Al-Abbasiya setelah tertular virus tersebut.

Kurang dari satu jam yang lalu halaman Facebook-nya mengumumkan kematian Dokter Anak Dr Rania Fouad Al-Sayed yang meninggal karena virus corona.

Baca Juga: Pengakuan Mantan Pilot Israel: 'Tentara Kami Adalah Organisasi Teroris yang Dijalankan oleh Penjahat Perang'

Pada 4 Mei serikat pekerja mengumumkan bahwa jumlah kematian resmi di antara dokter Mesir akibat virus corona telah mencapai 500 dalam berita yang tersebar di media sosial.

Rasio dokter dari total kematian nasional di Mesir enam kali lebih tinggi daripada di Amerika Serikat, seperti dilaporkan middleeastmonitor.com, 19 Mei 2021.

Dilaporkan secara luas bahwa jumlah sebenarnya orang yang meninggal akibat virus corona di Mesir kemungkinan besar jauh lebih tinggi daripada yang telah dilaporkan.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Kamis 20 Mei 2021: Nino Kecewa, Elsa Kian Terpuruk dan Al Siap Mengantarnya Masuk Penjara Lagi

Dokter dan staf medis lainnya telah ditangkap karena melaporkan kasus ke Kementerian Kesehatan dan beberapa bahkan telah dipenjarakan.

Serikat dokter Mesir telah meminta pihak berwenang untuk merilis angka sebenarnya sehingga keluarga mereka dapat menerima kompensasi finansial yang memadai.

Sejak awal pandemi, para dokter telah mencoba untuk berbicara tentang kurangnya APD yang memadai dan masalah kronis dengan rumah sakit dan peralatan yang ketinggalan zaman.

Baca Juga: Masyarakat Mesir Khawatir Kutukan Firaun, Kini Kematian Mulai Bermunculan

Dalam salah satu contoh publik yang paling mengerikan sejak dimulainya pandemi, pada bulan Januari seluruh bangsal ICU meninggal setelah pasokan oksigen gagal.

Tidak ada oksigen yang cukup atau tindakan yang cukup untuk menyelamatkan nyawa pasien.

Menanggapi video insiden yang menjadi viral, menteri kesehatan Mesir terpaksa mengakui bahwa ada masalah oksigen di rumah sakit negara tersebut.***

 

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah