Taliban Susun Daftar Pembunuhan Para Pelacur dengan Cara Mengakses Situs Porno

- 3 September 2021, 07:52 WIB
Ilustrasi mengakses internet.*
Ilustrasi mengakses internet.* /Pixabay/Geralt

ZONA PRIANGAN - Taliban menyiapkan daftar pembunuhan untuk para pekerja seks dengan cara menyisir rumah bordil lewat akses internet.

Para pelacur kini dalam bahaya serius, karena nama-nama mereka biasanya ada dalam daftar rumah bordil dan gampang dilacak lewat internet.

Seperti diketahui, Taliban memiliki kebijakan melarang praktik pelacuran dan pelakunya bisa dihukum mati.

Baca Juga: Tidak Ada Foto Ratu Elizabeth, Piano Dihancurkan, dan Kendang Dirobek Menandai Kekuasaan Taliban

Beberapa pelacur yang bekerja di rumah bordil masih tinggal di Afghanistan karena tidak terangkut oleh evakuasi pasukan NATO.

Menurut sumber keamanan yang berbicara kepada The Sun, sekarang banyak yang akan nasibnya setelah Taliban memegang kendali kuasa di Afghanistan.

Hal itu, karena Taliban sekarang bertekad keras untuk memburu para pelacur untuk dieksekusi di depan umum.

Baca Juga: Dapat Ancaman Taliban, Polisi Wanita Ini Gagal Diangkut Pasukan AS, Minta Tolong Rusia tapi Ditolak

Dikutip Daily Star, para pelacur yang tertangkap bisa menghadapi hukuman dirajam, digantung, atau dipenggal.

Sumber itu mengatakan: "Taliban menggali jauh ke dalam situs dewasa yang paling tidak jelas dan sangat tersembunyi untuk menemukan video yang menunjukkan rumah bordil Afghanistan."

Heather Barr, co-direktur untuk hak-hak perempuan di Human Rights Watch, mengatakan dia pertama kali bertemu perempuan di Afghanistan yang menjual seks pada tahun 2012.

Baca Juga: PM Inggris Boris Johnson Akan 'Geser Langit dan Bumi' untuk Hindari Penyanderaan oleh Taliban

Para perempuan itu terpaksa menjadi pelacur karena itu merupakan satu-satunya jalan untuk bertahan hidup.

Menurut laporan itu, para pelacur mendapatkan sedikitnya Rp350 ribu setiap kali mereka melayani kliennya.

Heather Barr berkata: "Karena video menunjukkan penanda lokasi yang jelas dari rumah bordil, para wanita ini sekarang dalam bahaya serius."***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Daily Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x