ZONA PRIANGAN - Pengunjung supermarket Countdown di pinggiran Kota New Lynn, Selandia Baru panik, ketika seorang pria melakukan penikaman massal.
Pelaku ditembak mati oleh polisi Auckland, pria yang diidentifikasi sebagai S, diduga terinspirasi ISIS untuk melakukan teror.
Aksi horor itu, melukai enam orang, seorang di antaranya mengalami luka serius. Semua korban dilarikan ke rumah sakit.
Para korban serangan itu, menderita luka tusuk di bagian leher dan dada. Sementara para pengunjung supermarket itu, lari berhamburan.
Akibatnya, beberapa orang terluka akibat saling dorong dan berebut keluar, serta sebagian dari mereka terjatuh.
Polisi Selandia Baru mengatakan mereka menembak mati pria berusia 32 tahun itu dalam satu menit setelah dia melukai beberapa orang.
Baca Juga: Ular Berkepala Dua Bernama Ben dan Jerry Bikin Kejutan Memakan Dua Ekor Tikus Secara Bersamaan
Pelaku dianggap sebagai salah satu ekstremis paling berbahaya di negara itu - dan sebelumnya berada di bawah pengawasan "konstan".
Video yang diposting di media sosial menunjukkan pembeli yang ketakutan di Pusat Perbelanjaan LynnMall tak lama setelah pelaku melakukan serangan.
Seorang saksi mengatakan "orang-orang panik" ketika petugas mengerumuni mall dan bergegas ke lokasi serangan teror.
Baca Juga: Kelahiran Bayi Berkepala Tiga di Uttar Pradesh India Mengundang Kehebohan Warga
Pembeli lain yang berada di mall ketika kekacauan terjadi, Michelle Miller, mengatakan penyerang itu "berlari seperti orang gila" dan menggambarkan mendengar teriakan.
Seorang wanita terdengar mengatakan dalam satu video: "Ada seseorang di sini dengan pisau ... dia punya pisau."
Setidaknya 10 unit polisi terlihat mengerumuni jalan-jalan di sekitarnya saat pembeli berlari ke tempat yang aman.
Dikutip The Sun, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan: "Apa yang terjadi hari ini tercela, itu penuh kebencian, itu salah."
"Seorang ekstremis yang kejam melakukan serangan teroris terhadap warga Selandia Baru yang tidak bersalah."
"Dia dicengkeram oleh ideologi kekerasan dan terinspirasi ISIS yang tidak didukung di sini," tegasnya.***