ZONA PRIANGAN - Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik sekaligus memberi sinyal mereka bisa menyerang kapan saja kepada Korea Selatan dan Jepang.
Sasaran tembak rudal balistik Korea Utara memang diarahkan ke Korea Selatan dan Jepang, karena di sana terdapat 80.000 tentara Amerika Serikat.
Uji coba rudal balistik itu terdeteksi baik oleh Korea Selatan maupun Jepang. Hal itu sekaligus menandakan Korea Utara kurang serius dalam membangun perdamaian.
Baca Juga: 100 Tahun Partai Komunis Cina Berjaya, Ini 13 Tokoh Terkenal yang Disingkirkan
Militer Korea Selatan mengatakan objek berupa rudal ditembakkan dari Provinsi Jagang utara terbang menuju perairan lepas pantai.
Walau Korea Selatan dan Jepang merasa khawatir, Amerika Serikat menyebut uji coba rudal Korea Utara itu belum menimbulkan ancaman.
Dikutip ABC News, Amerika Serikat juga kembali menegaskan komitmen untuk melindungi sekutunya dari segala ancaman.
Baca Juga: Rumah Jagal Yulin China Dikecam Karena Membunuh Anjing Trah Samoyed untuk Dijual Dagingnya
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan Korea Utara menembakkan rudal balistik dan pemerintahnya meningkatkan kewaspadaan.
Sementara itu, Kim Yo Jong, saudara perempuan berpengaruh dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, mengatakan negaranya terbuka untuk melanjutkan pembicaraan dan langkah rekonsiliasi jika kondisinya terpenuhi.
Ketika peluncuran rudal Korea Utara terdeteksi oleh para pesaingnya pada hari Selasa, Duta Besar Korea Utara Kim Song menggunakan pidatonya pada hari terakhir pertemuan PBB.
Kim Song membenarkan adanya uji coba rudal balistik, tapi itu sebagai upaya "pencegah perang" dan untuk bertahan melawan AS.
Menurut Kim Song, kemungkinan pecahnya perang baru di Semenanjung Korea tidak bisa dicegah karena ulah AS pada DPRK (Korea Utara).
"Untuk itu, negara kita menumbuhkan pencegah yang andal yang dapat mengendalikan pasukan musuh dalam upaya invasi militer," kata Kim.***