Laporan tersebut kemudian dibantah oleh pejabat AS dan Taiwan, yang menekankan bahwa kedua pihak terlibat dalam pertukaran dan kerja sama militer bilateral.
Amerika Serikat memasok senjata ke Taiwan, termasuk rudal untuk pertahanan dan jet tempur, di tengah ancaman Beijing untuk secara paksa merebut kembali kendali pulau itu dan mengintegrasikannya kembali dengan China.
AS juga mempertahankan komitmen ambigu untuk membela Taiwan, yang dianggap Beijing sebagai provinsi pemberontak.
Sebuah video yang dirilis pada tahun lalu dan ditampilkan di media Taiwan menunjukkan pasukan AS mengambil bagian dalam latihan di pulau yang dijuluki sebagai "Balance Tamper".
Pasukan China telah meningkatkan aktivitas mereka menuju Taiwan pada tahun lalu, melakukan latihan serangan laut dan menerbangkan sejumlah besar pembom dan pesawat tempur di dekat wilayah udara Taiwan.
Pada Senin, Taiwan mengerahkan angkatan udaranya sendiri setelah rekor 56 pesawat tempur China melintasi zona pertahanan udaranya.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menyebut aktivitas China itu mengganggu stabilitas dan provokatif.
"Kami mendesak Beijing untuk menghentikan tekanan dan paksaan militer, diplomatik dan ekonominya terhadap Taiwan," katanya, menyebut komitmen AS ke pulau itu "kokoh".***