Teguran kuat
Para pegiat mengatakan bahwa setidaknya satu juta orang Uyghur dan lainnya yang berbahasa Turki, sebagian besar minoritas Muslim telah dipenjara di kamp-kamp di Xinjiang, di mana China juga dituduh mensterilkan wanita secara paksa dan memaksakan kerja paksa.
Baca Juga: Andalkan Alat Perang Buatan AS, Tentara Ukraina Percaya Diri Usir Pasukan Rusia di Perbatasan
Bob Menendez, ketua komite hubungan luar negeri Senat AS yang kuat, menyambut boikot diplomatik sebagai "teguran keras" atas "genosida di Xinjiang."
Dia dan anggota DPR dari Partai Demokrat Gregory Meeks menyerukan negara-negara lain untuk mengikuti jejak AS.
Meeks memperingatkan komunitas internasional seharusnya tidak membantu China "menutupi kekejamannya terhadap Uyghur dan minoritas lainnya."
Tapi Senator Republik Tom Cotton menyebutnya "setengah-setengah, ketika kepemimpinan yang berani diperlukan."
"Amerika Serikat harus sepenuhnya memboikot Genocide Games di Beijing," katanya dalam sebuah pernyataan.
Boikot penuh terakhir Olimpiade oleh AS terjadi pada 1980, ketika Presiden Jimmy Carter mundur sebagai protes terhadap invasi Uni Soviet ke Afghanistan.