China Paksa Wanita Hamil dan Anak-anak Tinggal di Kotak Logam Berdesakan, Upaya Ciptakan Nol Covid

- 14 Januari 2022, 20:55 WIB
Kotak logam disediakan untuk warga China yang terindikasi terpapar virus corona.*
Kotak logam disediakan untuk warga China yang terindikasi terpapar virus corona.* /Kolase Twitter.com /@songpinganq

ZONA PRIANGAN - Baris demi baris kotak logam disiapkan untuk menampung pasien yang diduga Covid-19.

Sementara beberapa bus yang membawa orang ke kamp karantina terlihat dalam serangkaian video media sosial yang mengerikan dari China.

Adegan yang seolah-olah langsung dari film dystopian, adalah salah satu dari beberapa tindakan pencegahan ketat yang dilakukan negara Komunis itu untuk menghentikan penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Banyak Influencer China Bertindak Aneh, Belanja di Costco tapi Pura-pura Berada di Los Angeles

China telah memberlakukan beberapa aturan kejam kepada warganya di bawah kebijakan "nol Covid".

Menempatkan jutaan orang di bawah karantina, seiring Beijing bersiap untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin yang akan digelar pada bulan depan.

Orang-orang, termasuk wanita hamil, anak-anak dan orang tua, dipaksa untuk tinggal di dalam kotak-kotak penuh sesak.

Baca Juga: Sehabis Kencing Jangan Lupa Berdehem Tiga Kali, Ini Penjelasannya

Kotak itu dilengkapi dengan tempat tidur kayu dan toilet, selama dua minggu, bahkan jika satu orang dinyatakan positif di wilayah mereka, seperti dilaporkan laman Daily mail.

Di beberapa daerah, penduduk diberitahu tepat setelah tengah malam bahwa mereka harus meninggalkan rumah mereka dan pergi ke pusat karantina, katanya.

Di Cina, aplikasi lacak bersifat wajib, yang berarti kontak dekat biasanya terdeteksi dan dikarantina dengan cepat.

Baca Juga: Ini 5 Jembatan Kereta Api yang Ekstrim, Banyak Penumpang yang Berdebar saat Melintasi Jembatan Cikubang

Sekitar 20 juta orang sekarang dikurung di rumah mereka di China dan dilarang meninggalkan rumah mereka bahkan untuk membeli makanan, menurut laporan itu.

Ini terjadi beberapa hari setelah kasus yang memilukan ketika seorang wanita China hamil mengalami keguguran setelah 'lockdown' yang ketat, menunda aksesnya ke perawatan medis.

Insiden itu menyalakan kembali perdebatan tentang batas-batas pendekatan tanpa toleransi China terhadap Covid-19.

Baca Juga: Danau Setupatok, Tempat yang Indah namun Penuh Misteri

China, tempat virus corona pertama kali terdeteksi pada 2019, memiliki formula yang disebutnya "nol dinamis" untuk mengekang wabah: 'lockdown' ketat dan pengujian massal.

Tidak seperti 'lockdown' yang lebih lunak di tempat lain, orang-orang di China dapat dilarang meninggalkan gedung mereka atau dipaksa untuk tetap berada di dalam kamar hotel jika mereka dianggap sebagai kontak berisiko tinggi.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x