ZONA PRIANGAN - Ukraina telah mengumumkan keadaan darurat 30 hari ke depan dengan memberlakukan jam malam dan penutupan wilayah.
Itu dilakukan untuk mengantisipasi invasi lebih lanjut pasukan Rusia yang kini sudah berada di Donetsk dan Luhansk.
Ukraina juga mengkhawatirkan pasukan Kremlin terus bergerak dan merebut Kota Kharkiv sebagai target berikutnya.
Baca Juga: Heboh, Polisi Cantik Ini Memposting Foto dalam Balutan Baju Renang, Netizen Anggap Kurang Sopan
Namun di tengah kecemasan meletusnya perang besar-besaran, seorang anggota parlemen Ukraina memperingatkan tentara Rusia akan 'mati seperti anjing' jika berani menyerang.
Dia menambahkan: "Selamat datang di neraka ... Anda akan mati di sini."
Menteri Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov mengatakan darurat militer dan jam malam, dimulai "secara instan" jika Rusia menyerang lebih jauh.
Pembatasan lain dapat mencakup pos pemeriksaan, penutupan jalan, penutupan bandara, dan penyitaan properti jika situasi keamanan semakin memburuk.
Sementara intelijen Amerika Serikat menyebut Rusia sedang bersiap meluncurkan invasi skala penuh yang menghancurkan ke Ukraina dalam 48 jam ke depan.
Presiden AS Joe Biden mengeluarkan peringatan mengerikan kepada timpalannya dari Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dan mengklaim pesawat tempur Rusia sudah membawa misi pengintaian singkat.
Itu terjadi ketika keadaan darurat diumumkan di Ukraina di tengah kekhawatiran akan invasi Rusia yang akan segera terjadi.
"Presiden Ukraina telah diperingatkan bahwa Rusia kemungkinan besar akan memulai invasi dalam waktu 48 jam berdasarkan intelijen AS," kata seorang pejabat AS kepada Newsweek.
Pejabat itu melanjutkan: "Laporan dari pengamat pesawat menunjukkan Rusia melanggar wilayah udara Ukraina, menerbangkan pesawat pengintai yang mungkin untuk waktu yang singkat di atas Ukraina."
Dikutip The Sun, laporan Pentagon mengklaim Rusia sedang merencanakan serangan penuh terhadap tetangganya, termasuk serangan udara, rudal jelajah, dan invasi darat.
Seorang pejabat militer AS mengatakan Putin merencanakan invasi dua arah, termasuk pasukan "penjaga perdamaian" yang sudah bergerak ke wilayah Donbas timur pada Senin, serta serangan kedua dari Belarus ke utara, yang menargetkan ibu kota Kiev.
Operasi Jumat malam diprediksi akan dimulai dengan serangan cyber, diikuti oleh invasi darat.
Baca Juga: Dua Kali Terjadi Ledakan, Puluhan Mayat Bergelimpangan, Saat Warga Berburu Emas di Desa Gbomblora
Namun, para pejabat mengklaim rencana Rusia masih bisa berubah berdasarkan perkembangan harian.***