Baca Juga: Dalam Keadaan Mabuk, Tentara Rusia Memilih Gadis Berambut Panjang untuk Diperkosa di Depan Umum
“Kami kekurangan alat bedah. Dan setiap hari, orang-orang sekarat karena luka dan gangren," paparnya.
“Sisa-sisa mayat yang membusuk merembes ke dalam air kami, tetapi kami tidak menyerah selama kami memiliki amunisi — selama kami masih memiliki orang yang dapat memegang senjata di tangan mereka,” pungkasnya.
Kapten Palamar, yang merupakan lulusan ekonomi dari Lviv, di Ukraina barat, berhenti dari karir bisnisnya dan telah memerangi pasukan yang didukung Rusia sejak 2014.***